Jakarta (ANTARA News) - Hanung Bramantyo, sutradara terbaik Festival Film Indonesia (F.F.I) 2005 lewat "Brownies", kembali ikut meramaikan festival tahun ini, meski hanya mendaftarkan satu dari dua film garapannya. "Saya kurang P.D (percaya diri), jadi cuma `Jomblo` yang saya daftarkan," katanya dalam acara konferensi pers "Pembukaan Festival Film Indonesia" 2006 di Jakarta, Jumat. Selain "Jomblo", sutradara kelahiran Yogyakarta, 1 Oktober 1975 ini juga menggarap film "Lentera Merah". Mengomentari penyelenggaraan F.F.I, ia menyatakan acara tersebut harus terus diadakan karena merupakan satu-satunya tolok ukur kemajuan dan perkembangan industri perfilman nasional. Ia juga berpendapat bahwa ajang penghargaan kreativitas dunia film itu bukan hanya ditujukan kepada aktor dan aktris, tetapi juga orang-orang yang berada di balik layar. "Film kan bukan cuma aktris dan aktor. Sutradara, kameramen dan kru lainnya sangat berpengaruh atau menentukan kualitas film," ujarnya. Sehubungan itu, ia juga berharap dewan juri festival film tidak melulu memperhatikan tema film peserta yang dikompetisikan, tetapi juga keseluruhan proses pembuatan film itu sendiri. Menurut Hanung, tema jelas merupakan penilaian utama kategori film terbaik. Tetapi unsur produksi yang lain termasuk sutradara, kru pencahayaan (lighting) dan tata suara (sound system) harus pula dinilai untuk menentukan pantas atau tidak sebuah film diberi penghargaan terbaik. "Kalau semua itu dilakukan, saya punya harapan besar F.F.I kelak setara dengan Oscar (Academy Awards-red)," demikian Hanung.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006