Xining (ANTARA) - Lingkungan ekologis di Taman Nasional Sanjiangyuan di Provinsi Qinghai, China, terus menunjukkan peningkatan sejak penetapan area tersebut sebagai taman nasional pada tahun 2021.
Taman tersebut menunjukkan kapasitas konservasi air yang meningkat lebih dari 6 persen setiap tahun, menurut laporan tentang perkembangan taman nasional itu yang dirilis baru-baru ini.
Taman nasional tersebut menyalurkan lebih dari 60 miliar meter kubik air tawar berkualitas tinggi ke hilir setiap tahun. Selain itu, cakupan padang rumput serta hasil rumput di taman tersebut masing-masing meningkat lebih dari 11 persen dan 30 persen.
Terletak di Dataran Tinggi Qinghai-Tibet, wilayah Sanjiangyuan berfungsi sebagai hulu sungai Yangtze, Kuning, dan Lancang, serta dikenal sebagai "Menara Air Asia".
Pada tahun 2021, Taman Nasional Sanjiangyuan, bersama dengan empat taman lainnya, secara resmi ditetapkan sebagai taman nasional gelombang pertama di China.
Taman itu memiliki luas total 190.700 km persegi, dengan ketinggian rata-rata mencapai lebih dari 4.700 meter.
Menurut Kepala Insinyur Administrasi Taman Nasional Sanjiangyuan Losang Tsering, taman tersebut memprioritaskan restorasi ekologis selama bertahun-tahun.
Restorasi taman itu berfokus pada berbagai ekosistem, seperti gletser dan pegunungan yang tertutup salju, lahan rumput dan padang rumput dataran tinggi, lahan basah pegunungan, hutan dan semak, serta menjadi habitat bagi margasatwa langka dan terancam punah.
Upaya restorasi tersebut telah membuahkan sejumlah pencapaian penting, di antaranya 195.000 mu (13.000 hektare) padang rumput yang terdegradasi telah dipulihkan dan 110.000 mu (7.333 hektare) lahan telah menjalani perawatan untuk pengendalian penggurunan.
Populasi kijang Tibet juga terus bertambah dari semula kurang dari 20.000 ekor menjadi lebih dari 70.000 ekor.
Wilayah Sanjiangyuan merupakan representasi khas ekosistem dataran tinggi dan berfungsi sebagai bank plasma nutfah biologis pegunungan, sehingga menjadikannya benteng keamanan ekologis yang penting di China.
Pewarta: Xinhua
Editor: Fransiska Ninditya
Copyright © ANTARA 2023