Jakarta (ANTARA) -

Direktorat Jenderal Pemberdayaan Sosial (Ditjen Dayasos) Kementerian Sosial merealisasikan anggaran tahun 2023 sebesar 98,77 persen dari total Rp53 triliun.

Realisasi tersebut termasuk pada pemberdayaan di wilayah 3T (Tertinggal, Terdepan dan Terluar) dan bantuan pangan non-tunai (BPNT) senilai Rp200 ribu per bulan untuk 18,8 juta penerima manfaat.

Selain itu, program pahlawan ekonomi nusantara (PENA) di bawah direkorat tersebut mentaskan 10.073 penerima manfaat (PM) dari penerima bantuan sosial (bansos) reguler.

Pelaksana tugas Direktur Jenderal Dayasos Beni Sujanto dalam diskusi media di Jakarta, Kamis, mengatakan di tahun 2023 BPNT mengalami perubahan kebijakan agar tepat sasaran menyasar pada masyarakat yang butuh dukungan.

Menteri Sosial Tri Rismaharini, kata dia, menyadari bahwa diantara penerima manfaat tersebut, ada yang masih tergolong usia produktif. Sehingga dapat membuat kalangan tersebut menjadi ketergantungan pada negara.

" Dari 18.800.000 kemudian kita diskusikan, ternyata waktu itu hampir ada 5.600.000 data yang tergolong pada usia produktif di antara kisaran 20-40 atau 45 tahun penerima bansos," kata Beni.

Selain itu, fenomena adanya penerima bansos yang dianggap mampu dan tidak layak menjadi penerima, memunculkan pemikiran bahwa ada sekelompok masyarakat yang sudah didampingi Kemensos, untuk dapat diberikan pemberdayaan sosial, ujar Beni.

Program PENA diluncurkan dari hasil praktik baik yang dilakukan Mensos Risma di Surabaya. Dari program tersebut, Dayasos ditarget untuk mendorong pendapatan PM hingga mereka dapat mentas dari kemiskinan, dan segera naik kelas.

Di tahun 2023, Ditjen Dayasos selain menyalurkan BPNT, juga menyalurkan bantuan langsung tunai (BLT) El Nino yang disiapkan pemerintah untuk stabilitas masyarakat menghadapi dampak fenomena iklim tersebut senilai Rp200 ribu per bulan.

Kemudian selama bulan Juli-November 2023, Kemensos melakukan graduasi untuk 10.073 penerima manfaat PENA, yang menandakan mereka dapat melepaskan diri dari bansos reguler.

Selanjutnya pada Komunitas Adat Terpencil (KAT), Ditjen Dayasos membangun community center dan sarana air bersih untuk sejumlah wilayah seperti Suku Anak Dalam Jambi, Suku Dayak Meratus Kalimantan Selatan.

Pemberdayaan masyarakat telah dilakukan di wilayah 3T seperti penyerahan bibit babi di Kabupaten Wamena Papua, pemberdayaan ekonomi mama-mama di Nusa Tenggara Timur, pengolahan hasil laut dan rumput laut di Kabupaten Nunukan Kalimantan Utara.

Mensos Risma juga memberikan perhatian khusus untuk pemberdayaan masyarakat Papua dengan dukungan aksesibilitas, dengan menyediakan sarana transportasi air seperti kapal long boat fiber glass, bantuan motor e-trail.

Selain itu, bantuan juga berupa sarana air bersih hingga peternakan ayam petelur di 10 lokasi di Papua.

" Kami selaku eksekutor di dalam program pemberdayaan sosial tegak lurus dengan arah kebijakan yang ada di lingkungan Kementerian Sosial terhadap program pemberdayaan. Bagaimana pengentasan kemiskinan itu tidak hanya harus selalu melalui bantuan sosial, tapi pemberdayaan sosial menjadi salah satu parameter kita bisa menunjukkan bahwa program pengentasan kemiskinan dan angka yang sudah dientaskan," kata Beni.

Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2023