Binatang-binatang itu juga jadi lebih gemuk dibanding yang makan tanpa gula.Washington (ANTARA News) - Makanan berkadar lemak tinggi dan asupan gula berlebih yang dikonsumsi ibu hamil bisa menyebabkan sang bayi berisiko terkena masalah dengan obat-obatan dan alkohol di kemudian hari, demikian dikutip kantor berita Xinhua dari sebuah penelitian di Amerika Serikat (AS).
Sebuah percobaan pada binatang menunjukkan anak tikus yang induknya mengkonsumsi lemak dan gula tinggi selama hamil tumbuh jadi tikus gemuk dan minum lebih banyak alkohol.
Tikus yang mengkonsumsi banyak gula juga merespon dengan kuat obat-obatan yang sering disalahgunakan, seperti amphetamine, jika dibanding dengan anak tikus yang induknya mengkonsumsi "makanan tikus biasa".
"Mayoritas wanita di AS mengalami kegemukan saat hamil, ini disebabkan makan terlalu banyak makanan lezat berlemak tinggi dan berkadar gula tinggi yang bisa ditemukan di mana saja," kata peneliti neuroscientist, Nicole Avena, dari Universitas Florida.
Peningkatan obesitas pada bayi yang belum lahir dan anak-anak serta peningkatan angka penyalahgunaan alkohol dan obat-obatan pada remaja layak untuk ditelaah lebih jauh dari akarnya.
Peneliti membandingkan berat badan dan perilaku konsumsi obat antara anak tikus yang induknya mengkonsumi lemak tinggi, sukrosa atau sirup jagung tinggi fruktosa dengan anak tikus yang induknya makan makanan tikus biasa selama kehamilan di tiga penelitian.
Penelitian itu masing-masing selama tiga bulan dan melibatkan tiga hingga empat tikus betina dewasa dan 10 hingga 12 anak tikus pada setiap kondisi diet.
Mereka menguji coba baik sukrosa maupun sirup jagung berkadar fruktosa tinggi karena mereka berbeda secara kimia dan bisa menyebabkan hasil yang berbeda.
Sukrosa dibuat secara alami yang umumnya diproses dari gula tebu menjadi gula meja, sementara sirup jagungn merupakan hasil sintesa dari jagung.
Anak tikus dengan asupan lemak tinggi saat hamil minum alkohol jauh lebih banyak saat dewaasa ketimbang yang tidak. Mereka juga memiliki kadar triglycerides atau sejenis lemak yang ditemukan di peredaran darah yang dapat meingkatkan risiko sakit jantung.
Untuk menguji coba efek dari sukrosa dan sirup jagung, peneliti memberi "makanan tikus biasa" ditambah 10 persen sukrosa solution atau 16 persen sirup jagung solution pada salah satu grup tikus hamil.
Anak tikus yang lahir dari induk seperti itu minum lebih banyak alkohol saat dewasa dibanding tikus yang tidak makan gula.
Lebih lanjut, anak tikus yang induknya makan banyak gula menjadi hiperaktif saat diberi amphetamine dosis rendah, hal itu menunjukkan sensitivitas pada obat-obatan.
Binatang-binatang itu juga jadi lebih gemuk dibanding yang makan tanpa gula.
Penelitian sebelumnya menunjukkan makan makanan lezat berlebih dapat mengubah sistem penghargaan otak, dan makanan dengan gula berlebih dapat menyebabkan peningkatan nafsu makan layaknya perilaku kecanduan.
"Penemuan kami mencatat meski tikus masih dalam kandungan, paparan terhadap lemak tinggi dan makanan kaya gula dapat meningkatkan berat badan dan mengarah pada kecenderungan minum alkohol dan sensitivitas pada obat-obatan," kata Avena.
Avena mempresentasikan penemuannya itu di pertemuan tahunan American Psychological Association's ke-121 di Honolulu, Hawaii, Amerika Serikat.
Penerjemah: Ida Nurcahyani
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2013