Jakarta (ANTARA) - Ekonom Mirae Asset Sekuritas Rully Arya Wisnubroto mengatakan rupiah di akhir perdagangan Kamis menanjak ke Rp15.418 per dolar AS karena berlanjutnya pelemahan dolar AS.
"Sentimen didominasi oleh faktor global, yaitu berlanjutnya pelemahan dolar AS, yang saat ini semakin mendekati level 100 untuk indeks dolar AS," kata Rully kepada ANTARA di Jakarta, Kamis.
Ia menuturkan pelemahan indeks dolar AS dipengaruhi oleh ekspektasi pemangkasan suku bunga secara agresif oleh Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed pada 2024.
Sedangkan dari dalam negeri, pasar masih menunggu data inflasi untuk bulan Desember 2023, yang sekaligus merangkum inflasi di tahun 2023.
Ia memperkirakan inflasi Desember 2023 akan tetap stabil, pada level 2,85 persen secara year on year (yoy).
Sementara analis Bank Woori Saudara Rully Nova mengatakan penguatan rupiah juga didukung oleh tren meningkatnya pasar keuangan yang ditopang oleh aliran dana asing yang masuk.
"Aliran dana asing yang terefleksikan pada net beli investor asing di pasar keuangan Indonesia sebesar Rp6,3 trilliun," ujarnya.
Pada penutupan perdagangan Kamis, rupiah menguat 12 poin atau 0,08 persen menjadi Rp15.418 per dolar AS dari penutupan sebelumnya sebesar Rp15.430 per dolar AS.
Sementara Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Kamis melemah ke posisi Rp15.416 per dolar AS dari posisi sebelumnya Rp15.414 per dolar AS.
Baca juga: Rupiah menguat dipengaruhi penurunan yield obligasi AS
Baca juga: BI menerbitkan laporan konsultasi publik pengembangan rupiah digital
Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Nurul Aulia Badar
Copyright © ANTARA 2023