Yogyakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika (Wamenkominfo) Nezar Patria mendukung perguruan tinggi melakukan kajian dan riset tentang etika pemanfaatan teknologi kecerdasan buatan (AI) pada sektor industri dan pendidikan.
Dukungan itu disampaikan Nezar di sela seminar "Perkembangan Terkini Kecerdasan Buatan: AI Generatif Pertimbangan Etis dan Eksplorasi Pengalaman Global" di Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, Rabu.
"Kominfo sangat mendukung kegiatan yang dilakukan oleh kampus terkait riset terkini perkembangan AI," kata Nezar.
Menurut dia, kegiatan riset dan kajian etika tersebut sejalan dengan kebijakan Kemenkominfo yang baru-baru ini telah mengeluarkan pedoman etika penggunaan AI untuk sektor publik agar pemanfaatannya aman dan produktif.
Baca juga: ITS juara pertama pengembangan AI bidang spektrum frekuensi radio
Baca juga: Prediksi 2024, konten cerdas berskala besar ramaikan lanskap pemasaran
"Setiap hari selalu ada perkembangan meski AI bukan barang baru. Bagaimana mesin ini bisa berpikir dan perkembangan sedemikian rupa sehingga kita perlu mempertimbangkan dari sisi etik," kata dia.
Nezar menyambut baik inisiatif Fakultas Filsafat UGM yang mendorong pengembangan etika penggunaan AI yang saat ini tengah marak di kalangan generasi muda di seluruh dunia.
"Bagi Fakultas Filsafat, berbicara perkembangan teknologi berkaitan dengan soal kemanusiaan, ini cukup relevan," kata dia.
Kajian yang dilakukan oleh Fakultas Filsafat UGM bersama UNESCO terkait dengan etika AI tersebut, bagi Nezar, sejalan dengan kebijakan yang dilakukan Kemenkominfo yang telah membuat surat edaran pedoman AI meski tidak memberikan dampak hukum bagi yang melanggar.
"Setidaknya bisa menjadi rujukan awal dalam pengembangan dan penyusunan regulasi ke depan agar pelaku usaha bisa lebih aware," kata dia.
Dekan Fakultas Filsafat UGM Siti Murtiningsih menuturkan fakultas filsafat memiliki perhatian serius terkait dengan perkembangan AI yang akhir-akhir ini sulit diprediksikan kemajuan yang telah dihasilkan.
"Perkembangan AI sekarang ini semakin tidak terprediksi dan fakultas filsafat turut serta bahu membahu agar pemanfaatan AI bisa berjalan seiring dengan kerja manusia dan teknologi ini tidak menggantikan peran manusia, namun menjadi kepanjangan tangan untuk membantu kita," tutur Siti Murtiningsih.*
Baca juga: AI dan tantangan media massa yang kian pelik
Baca juga: Meniti langkah transformasi digital kesehatan Indonesia
Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2023