...paling banyak disumbangkan dari penjualan kayu bundar di dalam negeri ..."
Jakarta (ANTARA News) - Laba sebelum pajak Perhutani hingga akhir semester I 2013 mencapai Rp466 miliar atau naik 179 persen dari Renca Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) yang telah ditetapkan.
Menurut siaran pers dari Perhutani yang diterima ANTARA di Jakarta, Sabtu, laba sebesar itu paling banyak disumbangkan dari penjualan kayu bundar di dalam negeri yang mencapai Rp882 miliar dan di luar negeri mencapai Rp520 miliar.
Selain itu, penjualan hasil industri lain di dalam negeri mencapai Rp232 miliar, penjualan hasil industri dari wood finished product di luar negeri mencapai Rp50 miliar dan penjualan kayu olahan (raw sawn timber) di dalam negeri mencapai Rp30 miliar.
Produk gondorukem, hasil olahan getah pinus merupakan penghasil laba kedua terbesar bagi Perhutani dengan nilai ekspor yang melonjak 12 persen dari target dalam RKAP. Pasar ekspor gondorukem Perhutani adalah Eropa, Jepang, China dan beberapa negara lain. Perhutani merupakan penghasil gondorukem terbesar di Indonesia dan Asia Tenggara.
Direktur Utama Perhutani Bambang Sukmananto mengatakan target dan prospek bisnis Perhutani pada semester II 2013 diarahkan pada empat hal, yaitu mengejar target produksi getah melebihi semester pertama, mengutamakan prinsip manajemen hutan berkelanjutan, mempersiapkan industri yang akan mulai aktif berproduksi dan melakukan penghematan untuk mengantisipasi dampak kenaikan harga minyak terhadap proses industri hutan.
Perhutani juga memiliki beberapa proyek seperti penyelesaian pembangunan pabrik derivatif gondorukem di Pemalang, pabrik sagu di Sorong, Papua dan pembangunan kantor pusat Perhutani yang bekerja sama dengan BUMN lain.
Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2013