Menurut Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Malang AKBP Henry Budiman, Jumat, mengatakan tes tersebut dilakukan guna mengetahui kondisi sopir sebelum mengemudi kendaraan mudik Lebaran.
"Tes urine bagi sopir bus ini bekerja sama dengan Dinas Kesehatan, Dinas Perhubungan dan Polres Malang Kota. Tes ini dilakukan untuk meminimalkan kecelakaan selama arus mudik dan arus balik Lebaran. Pasalnya, pada momen Idul Fitri mobilitas sopir sangat padat," tegasnya.
Pengemudi, tegasnya, harus benar-benar siap menghadapi mobilitas tinggi saat Lebaran. Tes urine ini sebagai bentuk pencegahan awal agar tidak sampai ada sopir yang menggunakan narkoba atau minuman keras, tapi tidak terdeteksi.
Ia mengatakan penggunaan narkoba oleh sopir kendaraan umum sangat membahayakan keselamatan penumpang, sebab narkoba yang dikonsumsi akan berpengaruh pada panca indra pengemudi.
Menurut dia, konsumsi narkoba bisa memengaruhi ketajaman panca indra, terutama mata. Pengguna narkoba bisa saja melihat benda yang jaraknya seolah-olah masih jauh, padahal kenyataanya benda tersebut cukup dekat dan akhirnya terjadi tabrakan.
Menyinggung hasil tes tersebut Henry mengatakan sudah bisa diketahui satu jam setelah diambil urine, sehingga kalau ada pengemudi menggunakan mnarkoba atau minuman keras akan langsung terdeteksi.
Jika ada pengemudi yang terdeteksi menggunakan narkoba atau minuman keras, katanya, langsung diserahkan ke Dinas Perhubungan (Dishub), apakah yang bersangkutan masih layak menjalankan kendaraan umum atau tidak.
Sementara itu Kasat Reskoba Polres Kota Malang AKP Sunardi Riyono mengatakan pemeriksaan urine tersebut rutin dilakukan setiap menjelang Lebaran.
Pada tahun lalu, tidak ditemukan adanya sopir yang positif menggunakan narkoba. "Kita berharap tahun ini hasil tesnya juga negatif semua dan kami akan rutin melakukan pemeriksaan sebagai langkah antisipasi," ujarnya.
Pewarta: Endang Sukarelawati
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2013