Mengatasi masalah pelabuhan tidak bisa tambal sulam, karena saat ini tidak `match` antara pertumbuhan ekonomi tinggi dengan standar infrastruktur yang ada,"
Jakarta (ANTARA News) - Wakil Menteri Keuangan Mahendra Siregar mengatakan sarana infrastruktur di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, belum memadai untuk mendukung peningkatan pertumbuhan ekonomi nasional lebih tinggi.

"Mengatasi masalah pelabuhan tidak bisa tambal sulam, karena saat ini tidak `match` antara pertumbuhan ekonomi tinggi dengan standar infrastruktur yang ada," ujarnya dalam pemaparan terkait kondisi Pelabuhan Tanjung Priok di Jakarta, Jumat.

Mahendra mengatakan standar infrastruktur di kawasan pelabuhan saat ini kurang memadai untuk mengejar target pertumbuhan ekonomi, karena arus barang masih tersendat dan mengganggu kelancaran ekspor impor.

"Kalau mau maju, memang harus ada perubahan sesuai dengan standar negara modern, karena kalau tidak, infrastruktur tidak memadai, risikonya akan menghambat pertumbuhan ekonomi," ujarnya.

Mahendra mengatasi permasalahan waktu bongkar muat barang hingga keluar pelabuhan (dwelling time) tidak mudah, karena akses jalan masuk dan keluar kawasan Tanjung Priok mengalami kepadatan lalu lintas akibat ruas jalan yang terbatas.

Namun, ia mengatakan saat ini sedang diupayakan koordinasi antar para pemangku kepentingan di pelabuhan Tanjung Priok untuk mengatasi masalah secepat mungkin, sambil menunggu penyelesaian pembangunan infrastruktur jalan tol di kawasan tersebut.

"Kita juga tidak mungkin dengan cepat membangun pelabuhan baru, apalagi terkait dengan pembebasan lahan. Tapi kalau mau pertumbuhan ekonomi berkesinambungan, kondisinya tidak memadai," ujarnya.

Mahendra mengatakan berbagai upaya jangka pendek untuk mengatasi masalah di Tanjung Priok telah dilakukan dan saat ini tingkat "Yard Occupancy Ratio" (YOR) telah menurun dari 100--120 persen menjadi kisaran 60-80 persen.

"Hampir seluruh `longstay` kontainer sudah dikeluarkan, dari sekitar 4.000 di lokasi pelabuhan, sekitar 1.000 sudah dipindahkan ke Marunda dan Tempat Penimbunan Pabean Cikarang, sedangkan sisanya sudah ditarik pemiliknya," ucapnya.

Selain itu, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai akan melanjutkan pelayanan kepabeanan 24 jam seminggu untuk pemrosesan dokumen dan pengiriman barang, yang telah berlangsung saat ini hingga hari Lebaran.

"Demikian pula dengan pemindahan kontainer akan terus dilakukan pada hari libur tersebut, sehingga kondisi YOR akan turun sekitar 50-60 persen," kata Mahendra.
(S034/C004)

Pewarta: Satyagraha
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013