Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum(Ketum) Pengurus Besar (PB) Al Khairiyah Ali Mujahidin berharap tuduhan penistaan agama yang ditujukan kepada Zulkifli Hasan (Zulhas) segera dihentikan karena menilai hal tersebut tidak mungkin dilakukan oleh Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) itu.
“Tolong hentikan fitnah ke Bang Zulhas. Tidak mungkin Zulhas melakukan penistaan agama. Daripada saling menuduh, lebih baik kita membuka ruang tabayun dan berhusnuzan sesama Muslim,” kata Ali dalam keterangannya di Jakarta, Selasa.
Ia mengaku mengenal sosok Zulhas sebagai seorang Muslim yang taat dan tokoh yang konsisten dalam menjaga persatuan umat. Sebab itu, berharap semua pihak menjaga persatuan dan kesatuan alih-alih membuat gaduh di tengah kontestasi politik.
“Mari kita utamakan persatuan dan kesatuan umat. Jangan mudah terpancing dan terprovokasi dengan informasi hoaks yang berniat memecah belah umat," ujarnya.
Menurutnya, pernyataan Zulhas yang viral tersebut bertujuan untuk mengingatkan semua pihak agar perbedaan pilihan politik tidak mempengaruhi kehidupan bermasyarakat.
“Saya yakin Bang Zulhas bertujuan mengingatkan kita semua bahwa jangan karena beda pilihan dalam pemilu kemudian menimbulkan keretakan dan perpecahan di tengah-tengah masyarakat,” katanya.
Sebelumnya, Zulhas menyampaikan kelakar soal perubahan masyarakat saat shalat, yakni dengan tidak mengucapkan "aamiin" setelah membaca Surat Al-Fatihah dan mengacungkan dua jari ketika tahiyatul akhir.
Pernyataan tersebut disampaikan Menteri Perdagangan itu saat memberikan sambutan di acara Rakernas Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) di Semarang, Jawa Tengah, Selasa (19/12).
Zulhas kemudian ramai dibicarakan di media sosial, kata kunci untuk pencarian “Zulhas” di X mencapai 29,4 ribu unggahan hingga Rabu (20/12) sore.
Baca juga: Ketum Pergunu sebut Zulhas tidak mungkin menista agama
Baca juga: Soal candaan Zulhas, Wakil Ketua MUI minta semua pihak bertabayun
Baca juga: MUI minta candaan Zulhas soal amin tidak dilebih-lebihkan
Baca juga: PAN: Zulkifli Hasan tidak mungkin menista agama
Pewarta: Fath Putra Mulya
Editor: Guido Merung
Copyright © ANTARA 2023