Rupiah pada Jumat sore ditransaksikan pada 10.300 per dolar AS, melemah 10 poin dibanding posisi hari sebelumnya 10.290 per dolar AS.
"Dolar AS bergerak menguat secara mingguan, serangkaian data ekonomi AS yang dirilis positif pada pekan ini memberikan dorongan penguatan dolar AS," kata Kepala Riset Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra.
Ia menambahkan bank sentral Eropa (ECB) dan Inggris juga tetap mempertahankan tingkat suku bunga dan program pembelian assetnya.
"Kebijakan tersebut memukul euro dan sterling sehingga anjlok tajam terhadap dolar AS, sehingga berdampak negatif ke rupiah," katanya.
Ia mengatakan Indonesia yang mencatatkan perlambatan ekonomi di kuartal kedua 2013 seiring melambatnya konsumsi dan investasi, serta buruknya performa ekspor menambah sentimen negatif bagi rupiah.
Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada menambahkan pergerakan nilai tukar rupiah dibayangi sentimen negatif seiring rilis kenaikan inflasi dan masih defisitnya neraca perdagangan Indonesia.
"Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan inflasi Juli mencapai 3,29 persen, lebih tinggi dari inflasi Juni yang hanya 1,03 persen. Secara `year to date` inflasi kalender 6,75 persen, dan dibanding periode sama tahun sebelumnya 8,61 persen yang disumbang bahan makanan dan transportasi," kata dia.
Sementara menurut kurs tengah Bank Indonesia, rupiah berada pada 10.288 per dolar AS, stabil dibandingkan hari sebelumnya.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2013