Baghdad (ANTARA News) - Ledakan bom mobil dan serangan mortir yang waktunya hampir bersamaan terhadap sebuah kompleks komersial di distrik Karada, Baghdad pusat, Kamis, menewaskan 32 warga Irak dan mencederai 151 orang, kata beberapa sumber keamanan Irak dan saksi mata. Sumber-sumber keamanan mengatakan kepada DPA, sebuah bom mobil diledakkan di dekat kompleks komersial Taher al-Asaad di distrik Karada. Ledakan bom mobil itu diikuti dengan serangan mortir terhadap kompleks tersebut, dimana tiga bom menghantam kawasan pasar. Serangan-serangan itu menewaskan 32 orang Irak dan mencederai 151 lain, kata sumber-sumber itu. Serangan-serangan itu menghancurkan kompleks tersebut, merusak sejumlah toko kemersial lain di daerah berdekatan dan menghancurkan tujuh kendaraan. Sejumlah ambulan mengangkut korban-korban yang tewas dan cedera ke rumah sakit, sementara petugas pemadam kebakaran datang untuk mematikan api yang berkobar di sekitar lokasi serangan. Seorang pejabat Kementerian Dalam Negeri Irak mengatakan, serangan itu ditujukan pada sebuah daerah di dekat tempat pengisian bahan bakar. Seorang saksi mata di lokasi kejadian mengatakan, dua bangunuan roboh sebagian akibat kekuatan ledakan tersebut, dan tampaknya ada lebih dari satu bom mobil. Mortir ditembakkan melintasi sungai Tigris dari distrik Al-Dura yang berpenduduk mayoritas Sunni ke arah Karada yang berpenduduk Syiah, kata satu sumber keamanan. Staf di rumah sakit Ibn el-Nagess mengatakan kepada AFP, mereka telah menerima 23 mayat, termasuk wanita dan anak-anak, dan merawat 65 orang setelah ledakan-ledakan di distrik Karada, kawasan komersial yang ramai. Karada adalah sebuah daerah dengan penduduk dominan Syiah namun juga ditempati banyak orang Kirsten Irak. Rabu, 17 orang ditangkap dari sebuah blok apartemen di Karada oleh para penculik yang menyamar sebagai polisi. Baghdad dilanda konflik sektarian sengit antara kelompok-kelompok Syiah dan Sunni, sementara gerilyawan seringkali menyerang pasukan keamanan pemerintah dan pasukan koalisi yang dipimpin AS.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006