Karena peran pengawasan pemilu ini juga merupakan wujud tanggung jawab gereja dalam mengawal demokrasi ke arah yang lebih baikJakarta (ANTARA) -
"Pemilu kiranya akan menjadi instrumen untuk membangun dan memperkuat demokrasi, serta pemilu akan menjadi sarana bagi upaya untuk memperkuat tiang-tiang penyangga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)," kata Ketua Majelis Sinode XXI GPIB Pendeta Paulus Kariso Rumambi di Jakarta, Minggu.
Ia juga mengingatkan agar pemilu tidak menjadi media untuk menegasikan NKRI, sebagaimana pesan dalam Alkitab 1 Korintus 12:25, "Supaya jangan terjadi perpecahan dalam tubuh, tetapi supaya anggota-anggota yang berbeda itu saling memperhatikan."
Baca juga: GPIB Immanuel Jakarta gelar ibadah malam Natal secara hibrida hari ini
Paulus menyebutkan politik uang dan Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan (SARA) masih marak. Melihat pengalaman masa lalu, kata dia, pendekatan hukum masih sulit untuk menghilangkan praktik-praktik kotor tersebut.
"GPIB menilai perlunya dorongan pendekatan etik moral untuk menghadapi pelanggaran tersebut. Perlawanan etik moral harus dilakukan oleh semua warga GPIB dalam rangka memberikan efek jera kepada pelakunya," tutur dia.
Majelis Sinode GPIB juga mengimbau agar seluruh warga GPIB dan seluruh warga masyarakat turut melakukan pengawasan proses pemilu, agar prosesnya dapat berjalan lancar, jujur, dan adil, serta hasilnya sungguh-sungguh merupakan cerminan pilihan murni masyarakat.
Baca juga: GPIB Immanuel Jakarta sampaikan pesan Natal kedepankan kerukunan
Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2023