Jakarta (ANTARA News) - Bank BRI berhasil membukukan laba bersih pada semester I 2006 sebesar Rp2,008 triliun atau naik 3,41 persen dari laba pada periode yang sama tahun sebelumnya, yaitu Rp1,942 triliun. Direktur UKM BRI, Sulaiman Arif Arianto di Jakarta, Kamis, mengatakan peningkatan laba tersebut terutama disebabkan oleh kenaikan penerimaan bunga sebesar 23,89 persen dari Rp8,238 triliun menjadi Rp10,206 triliun. Penerimaan bunga bersih (NII) pada semester I 2006 mencapai Rp6,705 triliun atau naik 9,61 persen dibanding NII periode yang sama tahun lalu Rp6,117 triliun. Untuk dana pihak ketiga pada semester I 2006, BRI mencatat kenaikan 20,55 persen dari Rp89,481 triliun menjadi Rp107,87 triliun. Demikian juga dengan total aset BRI yang naik 19,11 persen dari Rp113,474 triliun menjadi Rp135,155 triliun. Dengan demikian untuk rasio kecukupan modal (CAR), BRI mencatat kenaikan dari 15,64 persen pada semester I 2005 menjadi 19,06 persen pada semester I 2006. Sulaiman menambahkan hingga Juni 2006 total portofolio kredit BRI untuk sektor UMKM mencapai 87,67 persen atau sebesar Rp72,119 triliun dari total kredit BRI sebesar Rp82,265 triliun. Total kredit secara umum tersebut mengalami kenaikan 19,70 persen dibanding total kredit BRI pada semester I 2005, yaitu Rp68,725 triliun atau naik sekitar 8 persen dibanding penyaluran kredit pada Desember 2005 yang mencapai sekitar Rp75,533 triliun. "Target awal kita sekitar Rp13 triliun untuk tahun ini. Kita akan kejar Rp6-7 triliun lagi sampai akhir tahun sehingga sebenarnya saat ini kita masih `on the right track`," katanya. Menurutnya, segmen usaha yang memberikan kontribusi pertumbuhan kredit paling utama adalah segmen usaha mikro dan ritel masing-masing Rp3,995 triliun dan Rp6,096 triliun. Sedangkan rasio pembiayaan terhadap simpanan (LDR) pada semester I mencapai 76,26 persen. "Gross NPL (kredit bermasalah) per Juni 2006 tercatat sebesar 5,09 persen atau lebih baik dari gross NPL Juni 2005 sebesar 5,62 persen. Sementara itu Net NPL Juni 2006 sebesar 2,19 persen atau lebih baik dibanding net NPL Juni 2005 2,31 persen," katanya. Sementara itu Dirut BRI, Sofyan Basyir mengatakan hingga saat ini pihaknya masih optimis bahwa target pertumbuhan kredit pada 2006 sebesar 20 persen akan dapat tercapai. Hal itu, katanya, dikarenakan pertumbuhan pada semeter II 2006 diprediksi akan lebih baik dari semester pertama dengan dukungan makro ekonomi yang lebih baik, seperti penurunan tingkat inflasi dan penguatan nilai rupiah.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006