Ini sudah standar internasional, jadi tidak akan berpengaruh atau menimbulkan efek buruk pada kesehatan manusia juga sudah diterapkan di negara lain,
Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Perindustrian akan memanfaatkan iradiasi, teknologi penyinaran dengan menggunakan zat radioaktif maupun akselerator, guna membuat bahan pangan tahan lebih lama.
"Untuk antisipasi kerepotan kita mengolah bahan baku yang cepat busuk, saya akan coba untuk lakukan iradiasi dengan bantuan Badan Tenaga Atom Nasional (BATAN) dan salah satu perusahaan di Bekasi, Jawa Barat, untuk memperpanjang masa segar bahan baku," kata Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah (IKM) Kementerian Perindustrian Euis Saedah, di Jakarta, Rabu.
Dengan teknologi iradiasi, bahan baku seperti bawang atau cabai yang tadinya hanya bisa bertahan selama tujuh hari bisa diperpanjang menjadi 52 hari.
Tak hanya sekedar untuk pengawetan bahan pangan, teknologi iradiasi juga aman bagi kesehatan manusia karena dapat mencegah terbentuknya racun akibat cemaran mikroba patogen yang berasal dari lingkungan.
"Ini sudah standar internasional, jadi tidak akan berpengaruh atau menimbulkan efek buruk pada kesehatan manusia juga sudah diterapkan di negara lain," ujarnya.
Euis mengatakan upaya pengawetan makanan merupakan solusi atas buruknya manajemen suplai dan permintaan pangan di Indonesia.
Saat panen, cabai dan bawang melimpah hingga busuk, sementara saat persediaan tidak ada, negara membeli dengan harga mahal dan bahkan impor.
Upaya iradiasi merupakan salah satu cara untuk mendukung sektor makanan dan minuman yang menjadi fokus IKM menjelang Komunitas Ekonomi ASEAN (ASEAN Economic Community) 2015 mendatang.
Selain sektor makanan dan minuman, dua sektor unggulan lainnya adalah fesyen dan kerajinan, terutama keramik dan bambu.
Pewarta: Ade Irma Junida
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2013