Jakarta (ANTARA) - Kualitas udara di DKI Jakarta berada dalam kategori tidak sehat pada Sabtu (23/12) berdasarkan data situs pemantau kualitas udara, IQAir.

Berdasarkan pantauan pada pukul 06.00 WIB, Indeks Kualitas Udara (AQI) di Jakarta berada di angka 155 atau masuk dalam kategori tidak sehat dengan angka partikel halus (particulate matter/PM) 2.5.

Situs pemantau kualitas udara dengan waktu terkini tersebut pun mencatatkan Jakarta sebagai kota dengan kualitas udara peringkat ketujuh belas terburuk di dunia.

Kota dengan kualitas udara terburuk di dunia pada Sabtu adalah Delhi (India) dengan indeks kualitas udara di angka 423, diikuti Lahore
(Pakistan) di angka 306 dan Dhaka (Banglades) di angka 283.

Sejumlah wilayah di Jakarta yang tercatat memiliki kualitas udara dengan kategori tidak sehat, yakni Cilandak Barat, Pantai Indah Kapuk dan Kebon Jeruk.

Baca juga: DKI tetap gencarkan pemasangan "water mist" walaupun musim hujan
Baca juga: Heru: Gerakan tanam pohon terus digelar untuk atasi perubahan iklim

Masyarakat diimbau untuk menghindari aktivitas di luar ruangan, mengenakan masker, menutup jendela untuk menghindari udara luar yang kotor serta menyalakan penyaring udara.

Sistem Informasi Lingkungan dan Kebersihan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta juga menyebutkan bahwa kualitas udara di sejumlah wilayah, seperti Lubang Buaya berada pada kategori tidak sehat dengan indeks angka 125 dan polusi udara PM2.5.

Angka itu memiliki penjelasan tingkat kualitas udara yang merugikan manusia atau pun kelompok hewan yang sensitif atau bisa menimbulkan kerusakan pada tumbuhan ataupun nilai estetika.

Sementara itu wilayah lainnya, seperti Bundaran HI, Jagakarsa dan Kelapa Gading tercatat dalam kategori sedang.

Tingkat kualitas udara sedang tidak berpengaruh pada kesehatan manusia ataupun hewan tetapi berpengaruh pada tumbuhan yang sensitif dan nilai estetika.
Baca juga: 164 kendaraan terjaring razia uji emisi di Jakarta Selatan

Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2023