Program hilirisasi untuk mendukung perkembangan litium sebagai baterai maupun mobil listrik.

Nusa Dua, Bali (ANTARA) - Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Marinves) melanjutkan program hilirisasi tambang dan nontambang pada 2024 untuk meningkatkan perekonomian negara.

Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Maritim Kemenko Marinves M Firman Hidayat di sela rapat evaluasi dan kinerja 2023, di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, Jumat, menjelaskan hilirisasi itu yakni untuk mendukung pengembangan kendaraan listrik dan nontambang di sektor rumput laut dan kelapa sawit.

“Program hilirisasi untuk mendukung perkembangan litium sebagai baterai maupun mobil listrik,” ujarnya pula.

Tak hanya litium, kata dia lagi, pemerintah juga mengundang investasi untuk hilirisasi komoditas tambang lain seperti tembaga dan timah.

Sedangkan hilirasi nontambang, kata dia, prioritasnya yakni rumput laut dan kelapa sawit.

Firman menambahkan untuk investasi hilirisasi rumput laut untuk luasan 100 hektare diperkirakan mencapai sekitar 2 juta dolar AS yang rencananya di kawasan Lombok Timur, NTB.

Dia mengungkapkan hilirisasi itu memberikan dampak berlipat di antaranya dari penyerapan tenaga kerja.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Marinves) Luhut Binsar Pandjaitan menginginkan pengembangan hilirisasi rumput laut dapat langsung dilakukan dengan luasan 1.000 hektare.

Setelah itu, ia menargetkan dapat diperluas hingga 1,2 juta hektare di sejumlah lokasi di tanah air dalam waktu lima tahun mendatang.

Meski mengakui upaya itu tidak sederhana, namun ia meyakini target tersebut dapat dicapai.

“Kalau bisa mencapai dalam lima tahun, itu akan mengubah Indonesia jadi stunting turun, rakyat pesisir 62 persen itu akan menikmatinya,” katanya pula.

Dalam paparannya Kemenko Marinves mencatat hilirisasi sektor tambang untuk mendukung produksi kendaraan listrik sebagai salah satu pilar utama transisi energi.

Indonesia merupakan salah satu pasar dan industri otomotif terbesar di Asia Tenggara dengan target populasi kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB) di jalan pada 2030 mencapai 13 juta untuk roda dua dan mobil mencapai dua juta unit.

Saat ini, populasi kendaraan di tanah air mencapai 129 juta sepeda motor dan 23 juta unit mobil.
Baca juga: Menteri ESDM minta Indonesia Mining Summit buat strategi hilirisasi
Baca juga: Mantan Mendag: Hilirisasi harus pertahankan prinsip keberlanjutan

Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2023