... kita mesti hati-hati... "
Jakarta (ANTARA News) - Bank Indonesia memperkirakan inflasi Juli 2013 mencapai 2,87 persen yang sebelumnya diperkirakan 2,77 persen atau di atas delapan persen tahun ke tahun (year on year).
"Berdasarkan pemutakhiran terakhir, inflasi mencapai 2,87 persen. Namun, saya ingin sampaikan bagaimana upaya pemerintah pusat dan daerah mengatasi itu," kata Direktur Bank Indonesia, Agus Martowardojo, di Jakarta, Selasa malam.
Dia juga memperkirakan pada pertumbuhan ekonomi kuartal II di bawah enam persen.
Namun, dia optimistis inflasi Agustus 2013 akan turun hingga di bawah satu persen karena beberapa langkah penyesuaian kondisi perekonomian telah dilakukan seperti kenaikan harga BBM bersubsidi dan suku bunga BI.
"Pada Agustus nanti, akan turun di bawah satu persen. Tapi kita mesti hati-hati karena menjelang liburan Natal dan Tahun Baru ada kecenderungan untuk naik,"
Dia melihat ada komoditi yang awalnya meningkat, namun sudah mulai turun meski beberapa penurunannya ada yang melambat, seperti bawang merah, cabai merah, daging dan telur ayam.
"BI dan pemerintah sama-sama mengawasi hal itu," katanya.
Namun, dia mengaku optimistis kondisi perekonomian akan membaik karena kebijakan kenaikan harga BBm dan suku bunga BI yang memicu gairah investor untuk masuk kembali ke Indonesia.
"Kita sudah melalui pembelian dolar yang besar Juni lalu, sekarang ini permintaan dolar masih ada tetapi capital outflow tidak terlalu besar dan ekonomi akan membaik," katanya.
Deputi Gubernur BI, Perry Warjiyo, menyebutkan, prakiraan inflasi yang mencapai Juli 2,87 persen dikontribusi dari biaya administrasi sebesar 1,2 persen, volatile food seperti beras, daging ayam sebsar 1,5 persen dan inflasi inti 0,1 persen.
"Untuk administrasi price dan volatile food karena kondisi globalnya masih kelabu, permintaah global masih rendah," katanya.
Dia menyebutkan defisit neraca transaksi berjalan yang mencapai 8 miliar dolar AS menurun menjadi 6 miliar dolar AS.
Perry mengatakan capital inflow juga mulai masuk, khusunya untuk surat berharga negara (SBN).
Dia menyebutkan pada sbn Juli mencapai Rp2,97 triliun hingga minggu lalu dan ditambah hari ini yang dilelang dan dimenangkan Rp12 triliun, di antaranya Rp4,87 triliun dari asing.
"Ini membuat keyakinan bahwa tekanan rupiah ini akan semakin kecil dan ke depannya nilai tukar rupiah akan tetap mengarah pada keseimbangan baru," katanya.
Pewarta: Juwita Rahayu
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2013