Jakarta (ANTARA News) - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk mencatat laba bersih pada semester I (satu) sebesar Rp10 triliun, atau tumbuh 16,3 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp8,6 triliun.

"Pencapaian laba kami semester satu ini salah satunya ditunjang oleh pertumbuhan kredit kami sebesar 28,5 persen," kata Direktur Keuangan BRI Achmad Baiquni saat jumpa pers tentang paparan kinerja BRI semester satu di Jakarta, Selasa.

Pada semester satu 2013 ini, BRI berhasil menyalurkan kredit sebesar Rp391,77 triliun atau tumbuh 28,5 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp304,81 triliun.

Selain ditopang pertumbuhan kredit yang tumbuh cukup tinggi, lanjut Baiquni, perolehan laba semester satu tersebut juga merupakan kontribusi dari pendapatan non bunga (fee based income) yang meningkat 22,6 persen (year on year) dari Rp1,8 triliun pada Juni 2012 menjadi Rp2,2 triliun pada Juni 2013.

"Fee based income, yang merupakan hasil penting dari transformasi bisnis BRI juga terus menunjukkan pertumbuhan yang menggembirakan. Peningkatan fee based income merupakan hasil dari pengembangan layanan e-banking BRI beserta e-channel nya secara terus menerus," ujar Baiquni.

Dalam fee based income tersebut, pertumbuhan tertinggi terjadi pada transaksi e-banking yang tumbuh sebesar 72,2 persen secara year on year. Selain transaksi e-banking, pertumbuhan fee based income BRI juga berasal dari fee yang diperoleh dari Trade Finance, yang dalam kurun waktu yang sama tumbuh sebesar 70,7 persen yang merupakan salah satu hasil trickle down business dari segmen korporasi BRI sehingga tumbuh pesat.

"Keberhasilan BRI untuk terus mengembangkan fee based income-nya tidak terlepas dari pengembangan infrastruktur IT dan fitur e-banking yang sampai saat ini mencapai 250 fitur, disertai dengan ekspansi e-channel dan outlet yang bertujuan meningkatkan dan mempermudah akses masyarakat kepada layanan perbankan," tutur Baiquni.

Baiquni menambahkan, pencapaian laba yang tinggi tersebut juga merupakan keberhasilan pihaknya dalam menekan angka kredit bermasalah yang terjaga pada 0,41 persen (nett), menurun dari tingkat NPL semester satu tahun sebelumnya 0,55 persen. (C005)

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013