Jakarta (ANTARA News) - Direktur Utama (Dirut) PT Bio Farma, Iskandar, membantah perusahaannya memberikan sumbangan untuk pemenangan Anas Urbaningrum sebagai Ketua Umum Partai Demokrat pada Kongres Partai Demokrat 2010 di Bandung.
"(Diperiksa untuk saksi) yang dari Adhikarya (terkait) urusan Hambalang. Hanya, kami memang tidak ada kaitan apa-apa," kata Iskandar, setelah diperiksa selama lebih dari tujuh jam oleh Tim Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Gedung KPK Jakarta, Selasa.
Menurut Iskandar, Tim Penyidik KPK menanyakan hubungan Bio Farma dengan pembangunan Pusat Pendidikan, Pelatihan, dan Sekolah Olahraga Nasional (P3SON) di Hambalang, Bogor.
"Kami tidak ada hubungan apa-apa," kata Iskandar tentang kasus dugaan uang sumbangan dari beberapa Badan Usaha Milik Negara (BUMN) kepada Anas dalam kongres Partai Demokrat.
Sebelumnya Ketua KPK, Abraham Samad, mengatakan lembaganya tengah mendalami dugaan aliran dana dari beberapa BUMN untuk pemenangan Anas sebagai Ketua Umum Partai Demokrat pada kongres di Bandung tahun 2010.
"Pendalaman dilakukan dengan menelaah hasil temuan awal. Tidak boleh membuat kesimpulan dari temuan awal, tapi dugaan. Oleh karena itu kami buat penelusuran-penelusuran intensif untuk mendalaminya," katanya menjelang rapat dengar pendapat dengan Komisi III DPR di Jakarta, Senin (8/7).
Namun ia tidak menyebutkan jumlah aliran dan serta BUMN yang menjadi penyandang dana pada pemenangan Anas sebagai Ketua Umum Partai Demokrat.
KPK telah menetapkan tiga tersangka dalam kasus korupsi proyek Hambalang yakni mantan Menteri Pemuda dan Olahraga Andi A. Mallarangeng, mantan Kepala Biro Perencanaan Kementerian Pemuda dan Olahraga Deddy Kusdinar, dan mantan Direktur Operasional 1 PT Adhi Karya (Persero), Teuku Bagus Mukhamad Noor.
Anas Urbaningrum juga sudah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus penerimaan hadiah terkait proyek Hambalang dan proyek-proyek lainnya.
Pewarta: Imam Santoso
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2013