Jakarta (ANTARA) - Menteri Sosial Tri Rismaharini meminta para pasien operasi katarak gratis di RSUD Namlea, Pulau Buru, Maluku dirujuk ke Makassar, karena fasilitas rumah sakit tersebut minim untuk berobat lanjutan.
Hal itu dikarenakan beberapa pasien membutuhkan penanganan lebih lanjut, sehingga Mensos mengimbau penanganan lebih lanjut ke Kota Makassar sebelum terlambat dan berisiko terjadi kebutaan.
"Penanganan pasien katarak tersebut harus segera dilakukan agar kondisi pasien tidak semakin parah," kata Mensos Risma dalam keterangannya disiarkan di Jakarta, Kamis.
Baca juga: Menteri Sosial tinjau pelayanan operasi katarak gratis di RSUD Namlea
Sebanyak 270 calon pasien terdaftar, kemudian mengikuti skrining untuk operasi katarak gratis yang terselenggara berkat kerja sama Kemensos dengan Yayasan Pundi Amal Peduli Kasih dan BNI.
Dari calon pasien yang lolos skrining, 41 pasien telah menjalani operasi katarak pada Rabu (20/12), dan 31 pasien pada Kamis (21/12), dan berlanjut hingga Jumat (22/12).
Saat menemui pasien, Mensos menemukan beberapa pasien yang usianya masih muda. Mensos juga meminta orang tua pasien untuk membawa anaknya yang lain agar diperiksakan serta mengingat katarak bisa terjadi karena faktor keturunan.
"Ibu, tolong nanti bawa anak-anaknya ya untuk diperiksa ke rumah sakit," kata Mensos pada Suyati (32), pasien pengidap katarak cukup parah yang diminta Mensos untuk dirujuk ke rumah sakit di Makassar.
Melihat kecemasan pasien, Mensos memastikan apabila diperlukan penanganan lebih lanjut, Kementerian Sosial akan berupaya membantu hingga tuntas.
Selain dengan memfasilitasi tindakan lanjutan di Makassar, termasuk menanggung akomodasi mereka selama proses pengobatan. Pasien dan pendamping bisa menginap di balai Kemensos tanpa dipungut biaya.
Baca juga: Warga prasejahtera manfaatkan layanan operasi katarak gratis di Belu
Baca juga: Mensos: Angka kebutaan Indonesia tinggi, HDI gencarkan operasi katarak
Lain cerita, Herman (50), transmigran asal Tasikmalaya yang tinggal di Pulau Buru sejak 1979, mengantarkan keluarganya menjalani operasi katarak gratis. Herman sangat bersyukur dengan diadakannya operasi katarak gratis di Pulau Buru, sehingga dia tidak perlu menempuh perjalanan selama tujuh jam ke Ambon.
"Di sini tidak ada dokter mata. Kalau mau periksa harus ke Ambon dengan perjalanan kapal sekitar tujuh jam. Karena itu, saya berterima kasih atas diadakannya operasi gratis oleh Kemensos," ucap Herman.
Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2023