"Omzet menurun 50 persen jika dibandingkan tahun lalu, semua pedagang disini mengeluh sepi pembeli. Padahal harga jualnya tidak jauh berbeda dari tahun lalu," kata salah satu pedagang parsel di Cikini, Tari, kepada Antara di Jakarta, Selasa.
Dia mengemukakan, tahun lalu pada H-9 lebaran pembeli sudah ramai dan pedagang telah balik modal namun pada tahun ini mereka masih sepi pembeli.
Harga yang ditawarkan menurut Tari sengaja tidak jauh berbeda jauh dengan tahun lalu demi mendapatkan pembeli. Untuk menjaga harga, Tari mengurangi isi parsel, yang biasanya berisi 20 jenis makanan kini menjadi 17 kemasan.
Harga parsel dengan isi makanan mengalami sedikit peningkatan karena harga BBM yang melambung. Harga parsel di kawasan Cikini dibanderol mulai dari Rp200.000/ buah.
Parsel dengan isi keramik dipatok mulai dari Rp350.000 sampai Rp3,5 juta tergantung jenis barang pecah belahnya. Parsel dengan isi makanan diberi harga Rp.200.000 sampai Rp1,5 juta.
Menurut Tari, menurunnya jumlah pembeli disebabkan hari lebaran yang tidak jauh dengan masa tahun ajaran baru di sekolah yang memerlukan biaya.
"Mungkin juga karena BBM naik, semua mahal, jadi banyak orang yang lebih mendahulukan kebutuhan yang lain ketimbang membeli parsel, sehingga lebih banyak kantoran yang beli daripada individu," kata pedagang parsel yang sudah berjualan selama enam tahun itu.
Seorang karyawan kantor bank swasta, Carla mengaku diberi tugas untuk memilih 30 parcel keramik dengan harga sekitar Rp400.000 hingga Rp1 juta/ paket yang akan dikirim untuk nasabah.
"Hampir setiap tahun kantor selalu beli parsel di Pasar Cikini. Biasanya Pasar Cikini menjelang lebaran seperti ini sudah ramai, tapi sekarang terlihat masih sepi," kata Carla.
Pewarta: Arnaz F/ Vianne-Catia
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2013