Belitung (ANTARA) - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) RI Sandiaga Salahuddin Uno memberikan kuliah umum kepada mahasiswa Politeknik Belitung dengan tema "Potensi Green Economy di Pulau Belitung".

Dalam kuliah umum tersebut, Sandiaga mengatakan kunci dari pengembangan ekonomi maupun pariwisata hijau adalah inovasi, adaptasi, dan kolaborasi.

"Kuncinya pariwisata hijau ada tiga, yakni inovasi, adaptasi, dan kolaborasi," katanya di Tanjung Pandan, Kamis.

Baca juga: Kasus COVID meningkat, Menparekraf: Berwisata di dalam negeri saja

Baca juga: Menparekraf minta penerapan protokol kesehatan kembali ditingkatkan

Menurutnya, pariwisata maupun ekonomi hijau harus mampu membuka peluang dan lapangan kerja dengan seluas-luasnya kepada masyarakat.

Selain itu, lanjut dia, pariwisata hijau juga harus mampu beradaptasi dengan sejumlah situasi salah satunya adalah isu lingkungan.

"Salah satunya adalah perubahan iklim, misalnya saat ini kondisi panas yang berkepanjangan, maka diperlukan adaptasi untuk mewujudkan pariwisata yang berkelanjutan (hijau)," ujarnya.

Sandiaga mengatakan upaya yang harus dilakukan dalam pengembangan pariwisata hijau adalah kolaborasi. Seluruh pemangku kepentingan diharapkan dapat saling berkolaborasi membangun pariwisata hijau.

"Ada sejumlah ancaman terhadap keberlangsungan pariwisata hijau, seperti kebakaran hutan dan masalah sampah yang menjadi tanggung jawab kita bersama," katanya.

Baca juga: Gubernur Babel: Belitung zona hijau, siap terima wisatawan

Sandiaga mengapresiasi keberadaan Suak Parak Mangrove di Desa Air Saga, Tanjung Pandan, Belitung sebagai destinasi pariwisata ikonik di Pulau Belitung.

"Ketika kita masuk ke mangrove, kita diajak untuk mendengarkan suara alam, tadi juga cukup banyak jenis mangrove dan ini bisa menyerap emisi karbon," ujarnya.

Pewarta: Kasmono
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2023