Jakarta (ANTARA) – Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) adalah usaha produktif yang dimiliki perseorangan maupun badan usaha yang telah memenuhi kriteria sebagai usaha mikro. Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Kemenkopukm) mencatat, terdapat 64,2 juta unit UMKM di Indonesia pada tahun 2021. Kontribusi UMKM di Indonesia mampu menyerap 97 persen dari total tenaga kerja dan menghimpun hingga 60,4 persen investasi.


Meski demikian, kontribusi UMKM terhadap ekspor nasional masih tergolong rendah. Berdasarkan data yang dilansir dari kontan.co.id, Departemen Pengembangan UMKM dan Perlindungan Konsumen Bank Indonesia mencatat, kontribusi UMKM terhadap ekspor nasional hanya sebesar 15,5 persen pada tahun 2022.


Angka ekspor tersebut terbilang cukup rendah dibandingkan Tiongkok yang kontribusi ekspornya mencapai 60 persen, Korea Selatan di angka 48 persen, dan Thailand yang mencapai 29 persen. Oleh karena itu, Menkopukm, Teten Masduki, menargetkan kontribusi UMKM Indonesia pada tahun 2024 bisa naik hingga 17 persen.


Dalam memperkuat peran UMKM sebagai pilar ekonomi nasional, Bea Cukai lakukan sinergi dengan para pemangku kepentingan, salah satunya dengan PT Pos Indonesia. Di Ambon, Bea Cukai Ambon lakukan kunjungan kerja ke PT Pos Indonesia Ambon, pada Senin (18/12).


Salah satu bentuk sinergitas Bea Cukai Ambon dengan Kantor Pos Ambon adalah pemberian tarif khusus kepada UMKM binaan apabila akan mengirim barang ke luar negeri melalui PT Pos Indonesia. Perlu diketahui, PT Pos Indonesia mempunyai layanan EMS (Express Mail Service) untuk memudahkan para UMKM untuk mengekspor produksinya meskipun dalam jumlah sedikit.


“Sinergi dan kolaborasi antara Bea Cukai dengan Pos Indonesia ini sebagai komitmen pemerintah dalam mendukung UMKM semakin berkembang dan tembus pasar ekspor,” ujar Encep Dudi Ginanjar, Kepala Subdirektorat Humas dan Penyuluhan Bea Cukai. 


Encep mengungkapkan bahwa selain sinergi antarinstansi, Bea Cukai juga memperkaya diri dengan pengetahuan melalui kegiatan pelatihan. Bea Cukai Malang ikuti pelatihan EMPRETEC dari United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD) yang berlangsung pada 11 s.d. 16 Desember 2023. Kegiatan ini diikuti oleh 31 orang peserta yang terdiri dari 27 orang dari UMKM, yang mana 10 UMKM merupakan UMKM binaan Klinik Ekspor Bea Cukai Malang, serta 4 orang dari non-UMKM (perwakilan kementerian/Lembaga) salah satunya Bea Cukai Malang.


“Penyelenggaraan pelatihan EMPRETEC UNCTAD tersebut dapat menjadi bentuk implementasi MoU Kerja Sama Kementerian Keuangan – Kementerian Kementerian Keuangan dalam Pelaksanaan Diplomasi Ekonomi yang ditandatangani oleh Menteri Luar Negeri dan Menteri Keuangan pada tanggal 15 Agustus 2023, khususnya dalam mendukung kebijakan UMKM Go Global,” pungkas Encep.

Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2023