Apakah pekerjaan yang saat ini digeluti dapat menjadi inspirasi bagi keber-Islaman instruktur?"

London (ANTARA News) - Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di London, Inggris Raya, mengadakan Ramadhan untuk anak dan remaja (kids and teens) pada akhir pekan di tengah berlangsungnya ibadah puasa selama 18 jam di musim panas periode Juni - Agustus.

Kegiatan yang bertemakan menjadi anak dan remaja Muslim yang baik itu diikuti sekira 40 orang, ujar koordinator kegiatan Ramadhan for Teens and Kids, Fitri Yantin, kepada ANTARA News London, Selasa.

Dikatakannya, acara ini diadakan berbarengan dengan kegiatan pengajian, serta buka puasa bersama yang diselenggarakan Pengajian Masyarakat Indonesia di London dan sekitarnya setiap akhir pekan selama Ramadhan.

Bagi para remaja, kegiatan itu tidak hanya sekedar menjadi pengisi waktu menjelang berbuka puasa, tetapi menjadi wahana yang tepat untuk berdiskusi seputar kehidupan mereka sehari-hari.

Berbagai topik hangat dan menarik menggunakan media audio visual secara interaktif plus narasumber pilihan yang kompetensinya disesuaikan dengan karakter anak dan remaja Indonesia yang tumbuh dan besar di Inggris, menjadi daya tarik tersendiri.

Menurut Fitri Yantin, para instruktur yang memandu acara remaja sering kali mendapat pertanyaan yang tidak terduga dari para peserta.

Salah satu instruktur, Habib, adalah seorang warga negara Inggris yang telah memeluk Islam dan beristrikan wanita Indonesia, dapat memahami persoalan-persoalan yang dihadapi oleh remaja-remaja Muslim Indonesia yang tinggal dan bersekolah di negara yang penduduknya mayoritas non-muslim ini, ujarnya.

Dikatakannya, kegiatan untuk remaja itu dirancang untuk lebih memberikan kesempatan bagi para peserta untuk berdialog dan berdiskusi mengenai Islam.

Oleh karena itu, setiap instruktur diminta untuk memberikan porsi dialog yang lebih banyak sebagai wahana para remaja untuk mengenal Islam dan memaknainya secara lebih dalam di keseharian mereka.

Panitia menghadirkan instruktur yang telah berpengalaman dalam berinteraksi dengan masyarakat Inggris kebanyakan dan tetap memegang teguh komitmen ke-Islaman.

Panitia juga mengundang wartawan BBC London, M. Susilo, dan Luluk Prayitno yang bekerja sebagai asisten guru di satu sekolah dasar di pinggiran kota London. Keduanya sudah lebih dari 10 tahun tinggal di Inggris.

Salah satu pertanyaan yang sempat diajukan peserta, misalnya mengenai pekerjaan para instruktur.

"Apakah pekerjaan yang saat ini digeluti dapat menjadi inspirasi bagi keber-Islaman instruktur?" Bagi Nawaff, instruktur yang seorang Inggris keturunan India, pertanyaan semacam itu tidaklah mudah untuk dijawab.

Nawaff bekerja di salah satu organisasi Islam di London yang cukup besar sehingga sebagian besar interaksinya tentu dengan sesama Muslim, dan tidak menyulitkannya dalam menjaga sikap-sikap ke-Islaman dalam keseharian.

Tetapi, ia mengemukakan, banyak pekerjaan di negeri Barat yang mengutamakan profesionalisme yang nilai-nilai dasarnya, sesungguhnya juga didukung oleh Islam, seperti disiplin, tepat waktu, jujur, dan komitmen.

Berbeda dengan kegiatan remaja, panitia mengatur aktivitas Ramadhan untuk anak-anak lebih banyak diberikan dalam bentuk permainan dan kuis.

Menurut Fitri Yantin, yang sedang menyelesaikan disertasinya di Roehampton University, banyaknya aktivitas permainan dengan pertimbangan anak-anak tidak bisa dipaksakan berlama-lama dalam keadaan duduk atau diam menyimak pelajaran.

Mereka lebih menyukai kegiatan yang membuat mereka aktif bergerak. Kegiatan belajar agama melalui permainan yang dinamis ini bermanfaat agar anak terlatih untuk bersikap disiplin, jujur dan dapat membangun kerjasama yang baik.

Aplikasi berbagai bentuk permainan anak dipandu oleh Devfanny Aprilia, mahasiswi di Westminster University, dan Rika Reviza yang mahasiswi Greenwich University.

Sebagian besar peserta anak yang berusia 8 hingga 10 tahun tetap komitmen menjalankan ibadah puasa selama 18 jam walaupun mereka juga harus masuk sekolah seperti biasa

Duta Besar Indonesia untuk Kerajaan Inggris Raya, Hamzah Thayeb, mendukung dan menyambut baik adanya program ramadhan terutama untuk remaja dan anak-anak, sebagai bagian dari pelayanan pihak kedutaan terhadap warga Indonesia.

Selain itu, sebagian peserta kegiatan Ramadan for Teens and Kids adalah putera-puteri dari staf KBRI London.

Ketua Pengajian Masyarakat Indonesia di London, TA Fauzi Soelaiman, berharap kegiatan remaja dan anak-anak ini dapat berlangsung rutin sehingga upaya syiar Islam khususnya bagi generasi muda Indonesia di lnggris bisa terus berlangsung.

Pewarta: Zeynita Gibbons
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2013