Jakarta (ANTARA News) - Peneliti Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Teguh Dartanto menilai keputusan pemerintah menunjuk Badan Urusan Logistik melakukan impor daging guna memenuhi stok jangka pendek tidak tepat.
"Pertanyaan saya kenapa harus Bulog yang ditugaskan impor daging. Memang maksudnya ingin memberdayakan perusahaan negara, tapi untuk memenuhi stok jangka pendek itu tidak tepat, karena Bulog kurang berpengalaman untuk impor daging," kata Teguh kepada Antara sesuai menjadi pembicara dalam diskusi terkait bantuan langsung sementara masyarakat (BLSM) di Jakarta, Senin.
Dia mengatakan semestinya untuk keadaan darurat atau pemenuhan stok daging jangka pendek pemerintah tetap menunjuk pengusaha atau importir berpengalaman.
Menurut dia, importir berpengalaman akan lebih cepat mendatangkan dan mengurus masuknya daging impor, dibandingkan Bulog.
Selain itu importir berpengalaman juga memiliki gudang atau penyimpanan daging beku dan fasilitas lain yang tidak dimiliki Bulog.
"Berbeda halnya jika pemenuhan stok untuk jangka panjang. Kalau untuk jangka panjang saya mendukung Bulog yang mengimpor, tapi untuk jangka pendek dan darurat ingin menekan harga, seharusnya ditunjuk yang berpengalaman," ujar dia.
Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2013