Kuala Lumpur (ANTARA News) - Timor Timur mungkin perlu waktu sedikitnya lima tahun sebelum negara itu siap bergabung dengan Perhimpunan Bangsa Asia Tenggara (ASEAN), kata Perdana Menteri Jose Ramos-Horta, Kamis. Ramos-Horta, yang menghadiri pertemuan ASEAN untuk pertama kali selama menduduki jabatan Perdana Menteri, mengatakan Dili kini memiliki hubungan diplomatik dengan semua 10 negara ASEAN setelah menjalin hubungan dengan Myanmar. "Kami di Timor Timur telah mengambil keputusan strategis untuk bergabung dengan ASEAN suatu saat nanti," kata Ramos-Horta pada konferensi pers di sela-sela pertemuan menteri luar negeri ASEAN di Kuala Lumpur seperti dilaporkan AFP. "Saya secara pribadi yakin perlu waktu beberapa tahun, mungkin lima tahun atau lebih sebelum kami bisa bergabung dengan ASEAN sebagai anggota penuh," kata Ramos-Horta --yang telah mewakili negaranya sebagai pengamat dalam perhimpunan regional yang beranggotakan 10 negara itu. Timor Timur telah menjadi pengamat ASEAN sejak 2002 namun kini berjuang untuk memenuhi persyaratan ketat dari kelompok regional itu termasuk persyaratan liberalisasi perdagangan, menurut beberapa diplomat dan pengulas. Ramos-Horta telah mengatakan Timor Timur juga akan menandatangani pakta non-agresi ASEAN sebagai langkah awal untuk bergabung dengan ASEAN. Timor Timur tahun lalu menjadi anggota Forum Regional ASEAN -- kelompok diskusi tertinggi di Asia tentang keamanan -- yang juga beranggotakan Amerika Serikat, Cina, Rusia dan Uni Eropa. Timor Timur memiliki kedutaan besar di Jakarta dan Kuala Lumpur dan dalam beberapa minggu mendatang akan membuka misi diplomatik di Bangkok, Manila dan beberapa ibukota negara Asia Tenggara, kata Ramos-Horta. Myanmar "telah sepakat untuk menjalin hubungan diplomatik dengan kami sekarang", katanya. Namun ia juga mengatakan sekalipun Timor Timur mempunyai hubungan diplomatik dengan Myanmar, negara kecil itu bersedia menawarkan diri sebagai tempat perlindungan bagi para pembangkang dari Myanmar. "Jika anggota masyarakat Myanmar, pembangkang Myanmar, jika aktivis demokrasi merasa aman untuk menetap di negara kami, mengapa tidak?" kata Ramos-Horta. "Kami akan tetap berkomitmen untuk bekerjasama dengan tetangga kami ... dalam melakukan apa saja yang bisa kami lakukan untuk mendorong perubahan demokratis secara bertahap di Myanmar."(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006