"Untuk meningkatkan jumlah produksi, kami akan dorong mereka untuk melakukan ekspansi, dan kami akan fasilitasi terus hal tersebut," kata Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi saat berkunjung ke PT Supreme Cable Manufacturing Commerce di Jakarta, Senin.
Bayu mengatakan, selain terus mendorong untuk pengembangan industri elektrik dari pemain dalam negeri, dia juga mengatakan bahwa pemerintah juga mengundang para pemain atau investor baru dalam industri tersebut.
"Kami juga mengundang pemain baru di dalam industri ini, meskipun itu tidak mudah karena meliputi pengetahuan, keahlian dan jaringan yang harus terus dikejar," ujar Bayu.
Bayu menjelaskan, pasar Indonesia akan terus berkembang dan semakin besar, dan hal tersebut merupakan kesempatan yang sangat besar bagi para investor baru yang akan berinvestasi di Indonesia.
Menurut Bayu, dari data ekspor Indonesia pada tahun 2012 lalu, untuk produk elektrikal hanya diekspor sebesar 7 miliar dolar Amerika Serikat, dan untuk ekspor ke ASEAN hanya 2,6 miliar dolar AS.
Bayu menjelaskan, untuk impor produk elektrikal pada 2012 lalu mencapai 15 miliar dolar AS, namun tingginya impor tersebut bukan hanya untuk kabel akan tetapi termasuk juga didalamnya generator dan beberapa alat yang tidak diproduksi di Indonesia.
Sektor peralatan listrik dan elektronika merupakan salah satu sektor yang dibahas dalam ASEAN Consultative Committee on Standard and Quality (ACCSQ).
Indonesia telah meratifikasi persetujuan perdagangan peralatan listrik dan elektronika di ASEAN melalui Peraturan Presiden Nomor 79/2010 tentang pengesahan Agreement on the ASEAN Harmonized Electrical and Electronic Equipment Regulatory Regime (AHEEERR). (V003/N002)
Pewarta: Vicki Febrianto
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013