Untuk itu diperlukan dukungan sumber daya dan kerja sama seluruh pihak, baik lintas kementerian dan lembaga, pemerintah daerah, pihak swasta, masyarakat, dan aktor lainnyaJakarta (ANTARA) - Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin meminta pelaku usaha meningkatkan kontribusi dan mengambil tindakan konkret dalam mengatasi perubahan iklim serta pengelolaan lingkungan berkelanjutan.
"Saat ini dunia dihadapkan tiga krisis lingkungan yaitu perubahan iklim, hilangnya keanekaragaman hayati, dan pencemaran lingkungan. Masalah lingkungan hidup ini adalah persoalan universal yang menuntut penyelesaian secara seksama dan bersama-sama, salah satunya melalui pembangunan berkelanjutan," ujar Wapres Ma'ruf Amin pada Anugerah Lingkungan Proper dan Kinerja Pengelolaan Lingkungan Daerah Tahun 2023 di Jakarta, Rabu.
Wapres mengatakan keberhasilan pembangunan berkelanjutan membutuhkan dukungan semua sektor dan pemangku kepentingan mulai dari pemerintah, akademisi, komunitas, juga entitas bisnis.
Baca juga: Wapres: PROPER menjadi kompas menuju praktik ekonomi hijau
Indonesia juga memiliki komitmen untuk mendukung target pencapaian emisi nol bersih pada tahun 2060.
"Untuk itu diperlukan dukungan sumber daya dan kerja sama seluruh pihak, baik lintas kementerian dan lembaga, pemerintah daerah, pihak swasta, masyarakat, dan aktor lainnya," kata Wapres Ma'ruf Amin.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melaporkan selama satu dekade terakhir peserta Proper telah meningkat sebanyak 10 persen.
Pada 2023 KLHK melalukan evaluasi dan pembinaan terhadap 3.694 perusahaan peserta Proper, jumlah itu meningkat 15,43 persen bila dibanding data tahun lalu yang berjumlah 3.200 perusahaan.
Baca juga: 79 perusahaan dapat penghargaan PROPER Emas
Dari sisi inovasi tercatat 1.193 eco-inovasi dengan penghematan mencapai Rp158,53 triliun atau meningkat 23,6 persen dari tahun 2022.
Eco-inovasi tersebut berasal dari efisiensi energi sebesar 554,8 juta GigaJoule (GJ), penurunan emisi gas rumah kaca sebesar 229,6 juta ton setara karbondioksida, dan penurunan emisi konvensional sebesar 15,8 juta ton.
Kemudian reduksi limbah B3 sebesar 55,4 juta ton, 3R limbah non-B3 sebesar 34,8 juta ton, efisiensi air sebesar 437,32 juta meter kubik, penurunan beban pencemaran air sebesar 6,02 juta ton, dan upaya perlindungan keanekaragaman hayati seluas 308 ribu hektare.
Langkah perbaikan kinerja pengelolaan lingkungan tersebut, imbuh Alue, ternyata juga berdampak positif terhadap masyarakat. Pada 2023 KLHK mengungkapkan ada Rp1,56 triliun dana telah bergulir di masyarakat untuk kegiatan pemberdayaan masyarakat.
Baca juga: RI terima 100 juta dolar AS dari Norwegia atas penurunan deforestasi
Baca juga: BPDLH kelola dana 1.500 juta dolar AS yang terkumpul sejak 2019
Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2023