Beijing (ANTARA News) - Para investor melepas saham China Senin menyusul pengumuman akhir pekan bahwa utang negara -- yang hendak dikontrol pemerintah meski telah membantu mendorong pertumbuhan ekonomi -- hendak diaudit.
Kantor Audit Nasional mengatakan Minggu bahwa kantornya telah diminta untuk melaksanakan pemeriksaan oleh Dewan Negara yang berkuasa, kabinet negara tersebut, dan akan segera mulai, lapor AFP.
Langkah tersebut menimbulkan kekhawatiran di pasar bahwa belanja pemerintah untuk proyek permodalan akan dipangkas setelah mendorong perekonomian selama bertahun-tahun, memukul perusahaan yang bergantung pada pembelanjaan semacam itu.
Saham China berakhir turun 1,72 persen Senin, dipimpin kejatuhan saham-saham infrastruktur.
Indeks patokan Shanghai Composite turun 34,54 poin menjadi 1.976,31 dengan nilai 65,87 miliar yuan (10,74 miliar dolar).
Dana Moneter Internasional awal bulan ini memperkirakan obligasi gabungan pemerintah pusat dan lokal mencapai 45 persen dari produk domestik bruto negara itu.
Kekhawatiran mengenai beban utang terpusat pada triliunan dolar pinjaman pemerintah, terutama oleh pemerintah lokal.
Sementara utang semacam itu telah membantu ekonomi berbasis investasi tumbuh kuat, pemerintah mengatakan situasi tidak berkelanjutan dan model pertumbuhan harus diseimbangkan kembali ke arah permintaan konsumen.
"Berita tersebut menambah tekanan berat terhadap pasar yang sudah merosot," kata analis Haitong Securities Zhang Qi kepada AFP, menunjuk pada pengumuman audit tersebut.
"Perdagangan menyusut dan modal ditarik dari pasar karena kepercayaan investor melemah," kata Zhang.
Ekonom Societe Generale yang berbasis di Hong Kong Yao Wei mengatakan dalam sebuah laporan bahwa perintah audit tersebut nampak sebagai sebuah "pesan dari pimpinan untuk menyampaikan tekadnya "untuk menahan risiko utang meski terjadi peningkatan kekhawatiran menyangkut pertumbuhan".
"Hal ini bagaimanapun juga merupakan pilihan masuk akal, dalam pandangan kami," tambah Yao.
Ekonomi China tumbuh 7,5 persen y-o-y pada periode April-Juni, melambat dari kuartal pertama 7,7 persen. Ini pada gilirannya lebih buruk dari 7,9 persen pada tiga bulan terakhir 2012.
Ekonomi China merupakan penggerak pertumbuhan ekonomi global yang penting namun tahun lalu mencatat kinerja terburuknya sejak 1999, tumbuh 7,8 persen.
China bukan satu-satunya negara dimana utang pemerintah telah menjadi kekhawatiran.
Di ekonomi terbesar ketiga dunia yakni Jepang, utang publik lebih dari dua kali lipat besarnya perekonomian -- angka terburuk diantara negara-negara industri. (K004)
Penerjemah: Kunto Wibisono
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013