Pernyataan itu mengindikasikan bahwa program stimulus masih akan tetap berjalan sedikit lebih lama dari prediksi sebelumnyaJakarta (ANTARA News) - Mata uang rupiah kembali bergerak ke area positif atau menguat sebesar 15 poin pada Senin sore menyusul spekulasi pelaku pasar uang bahwa The Fed masih mempertahankan suku bunga rendah.
Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Senin sore bergerak menguat menjadi Rp10.255 dibanding posisi sebelumnya Rp10.270 per dolar AS.
"Dolar AS cenderung bergerak melemah terhadap mayoritas mata uang dunia, ternasuk rupiah menyusul merebaknya spekulasi bahwa The Fed akan mempertegas wacana untuk mempertahankan suku bunga rendah lebih lama dalam rapat kebijakan pada pekan ini," kata Kepala Riset Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra di Jakarta, Senin.
Ia menambahkan dolar AS mulai terkikis setelah The Fed sempat menyatakan bahwa masih terlalu dini untuk memperlambat laju pembelian aset.
"Pernyataan itu mengindikasikan bahwa program stimulus masih akan tetap berjalan sedikit lebih lama dari prediksi sebelumnya," katanya.
Kepala Riset Trust Securities, Reza Priyambada menambahkan pergerakan nilai tukar rupiah menguat terhadap dolar AS setelah The Fed akan menyampaikan kepada FOMC (Federal Open Market Committee) bahwa pihaknya akan menahan suku bunganya.
Namun demikian, ia mengatakan pelaku pasar masih bereaksi negatif dengan sikap Bank Indonesia yang cenderung mengurangi intervensi rupiah, sehingga kondisi itu memungkinkan mata uang domestik kembali tertekan ke depannya.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada hari Senin ini, tercatat mata uang rupiah bergerak melemah nilainya menjadi Rp10.270 dibanding posisi sebelumnya (26/7) Rp10.265 per dolar AS.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2013