"Polda Kalteng tetap konsentrasi terutama dalam permasalahan konflik sosial, penjarahan serta pencurian TBS kelapa sawit terutama di dua wilayah setempat yang belum lama ini terjadi,"
Palangka Raya (ANTARA) - Polda Kalteng terus mengaktifkan patroli di kawasan perusahaan kelapa sawit yang berada di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) dan Seruyan, dengan tujuan untuk mengantisipasi terjadinya penjarahan tandan buah segar (TBS) kelapa sawit yang ada di perusahaan setempat.
Kabid Humas Polda Kalteng Kombes Pol Erlan Munaji di Palangka Raya, Rabu, mengatakan dua kabupaten tersebut saat ini rawan terjadi penjarahan dan pencurian TBS kelapa sawit sehingga meresahkan perusahaan di dua daerah itu.
"Polda Kalteng tetap konsentrasi terutama dalam permasalahan konflik sosial, penjarahan serta pencurian TBS kelapa sawit terutama di dua wilayah setempat yang belum lama ini terjadi," katanya.
Erlan juga menuturkan, akan terus menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) di wilayah setempat agar persoalan tersebut tidak terulang lagi sehingga situasi dan kondisi investasi di dunia perkebunan kelapa sawit di Kalteng terus berjalan lancar dan aman.
"Sampai sekarang ini, situasi kamtibmas masih kondusif dan relatif aman, bahkan kami juga mengoptimalkan kegiatan pencegahan dalam Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Konflik Sosial (PKS)," bebernya.
Perwira Polri berpangkat melati tiga itu mengungkapkan, di setiap penanganan masalah akan dilihat terkait permasalahannya yang terjadi untuk memberikan saran dan penyelesaian.
Sehingga tidak hanya menjadi tugas Polri saja dalam persoalan seperti itu, tetapi seluruh pemangku kepentingan juga terlibat dan membantu dalam penanganan masalah yang terjadi.
Maka dari itu, pihaknya terus melakukan tindakan preventif dan preemtif di wilayah Kabupaten Kotim dan Seruyan yang menjadi perhatian pihaknya.
"Kami terus berpatroli di wilayah perkebunan, bertemu dengan masyarakat dan tokoh masyarakat untuk bersama-sama menjaga situasi kamtibmas di daerahnya masing-masing, sehingga persoalan tersebut tidak terjadi lagi," demikian Erlan Munaji.
Pewarta: Adi Wibowo
Editor: Agus Setiawan
Copyright © ANTARA 2023