Manado (ANTARA News) - Harga bawang merah di pasar tradisional Sulawesi Utara mencapai Rp74 ribu per kilogram pada menjelang Idul Fitri 1434 hijriah ini.
"Harga tersebut naik sekitar Rp750 per kilogramnya dari sebelumnya, pada kisaran Rp73.347," kata wakil ketua Tim Penanggulangan Inflasi Daerah (TPID) Sulut Sulut, Eko Siswantoro, di Manado, Minggu.
Eko mengatakan, harga bawang merah memang terus naik di pasar karena permintaan konsumen yang cukup tinggi, sehingga hukum pasarpun berlaku, yakni permintaan tinggi harga naik.
Meski begitu, ia menegaskan, berdasarkan pantauan TPID, persediaan bawang merah masih cukup banyak yang ada pada distributor-distributor di Manado.
Eko mengakui harga bawang merah terus naik sampai menyentuh angka Rp74 ribu perkilogram, memang sudah dikeluhkan masyarakat sebagai konsumen, karena itu TPID terus mengawasi jangan sampai ada terjadi penimbunan.
Ia menjelaskan Rp74 ribu adalah harga rata-rata bawang merah yang diambil dari dua pasar tradisional di Manado, yakni Bersehati Calaca dan Pinasungkulan Karombasan, karena oleh BPS dianggap mewakili dan mencerminkan kondisi Sulut secara keseluruhan.
Salah satu pedagang di pasar tradisional Bersehati, bernama Sariah Ahmad, mengatakan, harga bawang merah terus naik, dan tidak bergerak turun.
"Apalagi kalau sedang hari pasar, dimana para pedagang dari pulau-pulau di Sitaro, Sangihe, Talaud, sampai Ternate datang berbelanja, maka harga akan naik, karena bawang dibeli dalam jumlah besar sehingga persediaan di Manado berkurang, maka hargapun naik,"katanya.
Sariah mengatakan, bawang merah yang dijual itu berasal dari Engrekang Sulawesi Selatan dan impor dari India. Tetapi kebanyakan konsumen Manado memilih yang lokal karena baik mutunya dan rasanya pun lebih enak.
Ia mengatakan, meskipun konsumen lebih menyukai bawang lokal, tetapi ia tetap menjual bawang impor dari India, karena langganannya para pedagang makanan banyak juga yang membeli, sebab lebih besar ukurannya.
Pewarta: Joyce Bukarakombang
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2013