Jakarta (ANTARA News) - Penyelidikan atas jatuhnya helikopter Polri di Lapangan Udara Pondok Cabe, Tangerang, Selasa, belum mendapatkan titik terang karena masih menunggu hasil pemeriksaan laboratorium forensik (Lapfor) dan keterangan para awak yang menjadi korban. Wakil Direktur Polisi Udara Mabes Polri Kombes Pol Suwarno di Jakarta, Kamis, menyatakan bahwa hasil Labfor dan keterangan awak heli tersebut sangat dibutuhkan untuk menyelidiki lebih jauh penyebab jatuhya Heli M12 itu. "Kalau hasil Lapfor sudah keluar maka penyelidikan akan lebih jelas lagi," kata Suwarno. Dikatakannya, para kru heli yang menjadi korban saat ini belum bisa dimintai keterangan tim penyelidik karena masih menjalani perawatan di rumah sakit. Ia menyatakan, penyelidikan masih terus berjalan dan tidak terikat dengan batas waktu tertentu. "Teknisi dari pabrik heli M12 dari Polandia juga telah datang sejak terjadinya kecelakaan itu dan saat ini masih terus bekerja," katanya. Ketika ditanya tentang penyebab kecelakaan, Suwarno mengaku belum bisa memastikan. Ia mengakui kendati secara sistem, semua helikopter itu sama namun ada sedikit perbedaan antara heli buatan negara Barat dengan Eropa Timur termasuk Polandia. "Sistemnya sama, yang beda misalnya kalau yang satu powernya ke kanan maka yang lain powernya ke kiri," katanya. Helikopter M1.2 milik Direktorat Polisi Udara Mabes Polri jatuh di depan Hanggar II, Lapangan Udara Pondok Cabe, Tangerang, Selasa (18/7) sekitar pukul 10.15 WIB. Saat kejadian, heli sedang menjalani latihan untuk pendaratan darurat. Kecelakaan terjadi pada latihan ketiga. Akibat kejadian itu, enam anggota Polri menderita luka-luka dan dirawat di RS Polri Kramat Jati, RS Thamrin dan RS Fatmawati. Korban luka itu adalah Kompol Danny Suhardani, AKP Gunawan, AKP Martin, Bripda Mustakim, Bripda Farlan dan Bripda Gatot. Namun, AKP Martin kemudian meninggal dunia karena luka bakarnya cukup parah Senin pagi (24/70 sekitar pukul 03.00 WIB di RS Thamrin. Kondisi korban sebenarnya sempat stabil Minggu (23/7) malam namun menjelang Senin (24/7) dini hari terus memburuk dan akhirnya meninggal dunia. Martin merupakan salah satu pilot terbaik Polri dan sedang latihan untuk menjadi pilot helikopter M12. Korban meninggalkan seorang isteri dan seorang anak masih membutuhkan air susu ibu. Bangkai helikopter telah dievakuasi ke hanggar Direktorat Polisi Udara Mabes Polri untuk kepentingan penyelidikan.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006