Jakarta (ANTARA) - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan komitmen dana hibah sektor kesehatan Indonesia yang didapat dari berbagai mitra global sepanjang kurun 2021--2025 mencapai Rp11,4 triliun.

Laporan itu disampaikan Budi Gunadi Sadikin saat menyampaikan pemaparan dalam agenda Indonesia Health Partners Meeting di Bali, Senin.

"Anda dapat melihat bahwa Indonesia menerima hampir lebih dari Rp11 triliun. Ini pertama kalinya saya mengulas secara pribadi apa saja angkanya, karena saya ingin mengucapkan terima kasih kepada anda semua yang telah berjasa untuk Indonesia," katanya diikuti secara daring dari Jakarta.

Budi mengatakan komitmen tersebut diraih tidak hanya selama masa pandemi COVID-19 yang bergulir sejak tiga tahun terakhir, tapi diharapkan berlanjut hingga 2025.

Dalam bahan pemaparannya ditampilkan sejumlah mitra global yang berkontribusi pada dana hibah sektor kesehatan di Indonesia.

Dana hibah terbesar dilaporkan Budi berasal dari Global Fund sebagai lembaga keuangan internasional yang berdedikasi mengumpulkan dan menyalurkan dana untuk program penanggulangan AIDS, Tuberkulosis dan Malaria. Total dana hibah yang digelontorkan mencapai 42,1 persen.

Baca juga: Menkes: EG.5 di RI umumnya dibawa pelaku perjalanan luar negeri

Baca juga: Menkes harap perusahaan teknologi buka pusat riset kesehatan

Baca juga: Menkes: Digitalisasi kesehatan berperan tingkatkan "trust" masyarakat

Berikutnya adalah Lembaga Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID) sebesar 33,2 persen. Kemudian UNICEF sebesar 4,3 persen.

Sebesar 3,9 persen dana hibah juga diterima Indonesia dari organisasi internasional untuk peningkatan akses terhadap vaksin bernama GAVI.

Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia (DFAT) juga berkontribusi menggelontorkan hibah untuk Indonesia mencapai 2,4 persen. Kemudian Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebesar 2 persen, dan Pemerintah Jepang sebesar 2 persen.

Sedangkan sisanya berasal dari pihak lain yang dibukukan mencapai 9,9 persen.

Budi mengatakan dana tersebut selaras dengan rencana Transformasi Kesehatan di Indonesia yang menyasar layanan primer, layanan rujukan, sistem ketahanan kesehatan, pembiayaan kesehatan, SDM kesehatan, dan teknologi kesehatan.

Pemanfaatan dana hibah terbesar digunakan untuk upaya penanggulangan penyakit tuberkulosis (TBC) sesuai dengan pilar transformasi di layanan primer.

Baca juga: Menkes: Digitalisasi kesehatan penting untuk transparansi pelayanan

Baca juga: Kemenkes latih kompetensi tenaga cadangan kesehatan berstandar WHO

Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2023