...kita perlu pertanian modern untuk mendongkrak daya saing sektor pertanian kitaJakarta (ANTARA News) - Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) menilai sektor pertanian di Tanah Air belum sepenuhnya siap menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada 2015.
"Masih sedikit yang menyadari bahwa MEA ini akan berdampak juga pada sektor pertanian kita. Semua harus sadar kalau sektor pertanian kita belum sepenuhnya siap," kata Ketua Badan Pertimbangan Organisasi HKTI Ahmad Mubarok di Jakarta, Jumat.
Ia mengatakan, sektor pertanian sebagai penopang kebutuhan pangan di Tanah Air belum disiapkan secara matang untuk menghadapi pasar bebas ASEAN.
Bahkan, menurut dia, para petani Indonesia masih sebagian besar mengusahakan pertaniannya secara tradisional.
Oleh karena itu, pihaknya mendorong semua pemangku kepentingan untuk menyusun konsep besar di bidang pertanian menuju modernisasi sektor pertanian Indonesia.
"Ini agar pertanian kita lebih kompetitif karena era pasar bebas itu tidak terelakkan lagi," katanya.
Ia berpendapat, jika Indonesia tidak sesegera mungkin bertindak untuk menangkap peluang di era pasar bebas ASEAN maka Indonesia hanya akan menjadi pasar produk pangan bagi negara-negara ASEAN lainnya.
Hal itu, kata dia, akan menjadi bahaya dan ancaman yang serius bagi kelangsungan kemandirian pangan dan cita-cita swasembada Indonesia.
"Jangan sampai sistem dikalahkan oleh mafia atau kartel-kartel yang merugikan petani kita," katanya.
Ia mencontohkan, ada seorang ahli pertanian di Indonesia yang bisa meracik pupuk yang mampu mendongkrak produktivitas tanaman kedelai hingga bisa tumbuh sampai 3 meter. Namun, penemuan itu tidak mendapatkan respon yang baik dari pemerintah.
"Sekarang ahli itu dikontrak di Arab Saudi untuk menghijaukan padang pasir dan ternyata sukses," katanya.
Menurut dia, fakta itu bisa menjadi contoh nyata betapa sektor pertanian di Indonesia masih menutup diri terhadap teknologi.
Pewarta: Hanni Sofia
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2013