Denpasar (ANTARA) - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bali menyebutkan penyebab kematian Paus Sperma kerdil atau The Pygmy Sperm Whale (Kogia breviceps) yang terdampar di Pantai Semawang, Sanur, Denpasar, Senin karena terdapat banyak luka di sekujur tubuhnya.

Kepala BKSDA Bali Dr. R. Agus Budi Santosa di Denpasar, Senin mengatakan luka pada hewan yang berstatus dilindungi Undang-Undang tersebut akibat gigitan hewan lain.

"Saat ditemukan satwa ini dalam kondisi penuh luka yang diduga akibat gigitan satwa lain. Ketika digiring agar bisa kembali ke tengah laut, satwa tersebut kembali lagi ke pinggir pantai," kata Agus.

Petugas Balai KSDA Bali melakukan evakuasi satwa tersebut pada pukul 08.00 Wita.

Baca juga: BKSDA Bali tak lakukan pembedahan paus terdampar di Pantai Kuta

Baca juga: Wamen LHK dan BKSDA lepas 64 ekor penyu sitaan Polda Bali di Denpasar

Evakuasi dilakukan bersama dengan masyarakat nelayan sekitar, Yayasan JSI dan Yayasan Bali Bersih.

Namun, sayangnya satwa tersebut akhirnya mati saat menunggu evakuasi untuk dilakukan pengobatan luka yang berada di sekujur tubuhnya.

Terjadap bangkai paus tersebut kemudian dilakukan nekropsi atau pembedahan guna mengetahui lebih lanjut penyebab kematian satwa tersebut.

Bangkai paus akan dikubur di Kantor Seksi Konservasi Wilayah I BKSDA Bali yang diliput dengan BAP Kematian dan Penguburan.

Agus menjelaskan berdasarkan hasil evakuasi, diketahui satwa tersebut

Paus Sperma kersil tersebut diketahui berjenis kelamin betina dengan panjang kurang lebih 2,68 meter dan diameter tengah 36,5 cm.

Baca juga: BKSDA harap aturan adat bisa cegah penyelundupan penyu ke Bali

Baca juga: BKSDA minta warga waspada buaya muara lainnya di sekitar Pantai Legian

Pewarta: Rolandus Nampu
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2023