Sejumlah warga Bandarlampung saat diminta tanggapannya, Sabtu, menyebutkan pemerintah pusat dan daerah sebenarnya bisa segera mengatasi masalah itu dengan mendesak kontraktor untuk mempercepat penyelesaian perbaikan ruas jalan itu.
Selain itu, untuk tidak mengganggu proses perbaikannya, Pemprov Lampung dan Pemkot Bandarlampung juga bisa menutup sementara akses ke dalam kota melalui perempatan Sukarame itu, sebagaimana halnya telah dilakukan pemerintah daerah setempat saat membangun dua jalan layang yang melintasi Jalinsum.
"Saat jalan layang dibangun di perempatan Jl Antasari-Tirtayasa dan Jl Ryacudu-Sultan Agung, akses ke pusat kota ditutup sehingga tidak memacetkan arus kendaraan yang melintasi Jalinsum. Sebenarnya cara itu bisa diterapkan pemerintah setempat saat perbaikan di perempatan jalan di kawasan Jalinsum sedang dikerjakan," kata Ute, salah satu warga Bandarlampung.
Berdasarkan pantauan Antara, kemacetan di perempatan Jalinsum Sukarame kadang mencapai satu kilometer setiap harinya, seperti mulai dari perempatan Jl Ryacudu-Sultan Agung hingga perempatan Jl Antasari-Tirtayasa.
Kemacetan itu terjadi setiap hari, kecuali pada malam hari saat arus kendaraan dalam kota Bandarlampung yang melintasi perempatan mulai berkurang jumlahnya.
Selain macet, kondisi sebagian badan Jalinsum juga licin saat hujan, dan berdebu tebal saat hujan tidak turun beberapa hari. Jalan selalu dikotori lumpur yang berasal dari badan jalan yang belum diaspal.
Karena terjadi penyempitan badan jalan, banyak kendaraan yang melintasi melalui jalan tak beraspal, yang menyebabkan kondisi jalan lincin dan membahayakan keselamatan berlalu lintas.
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2013