Lubuklinggau, Sumsel, (ANTARA News) - Sekitar 1.150 orang anak di tujuh kecamatan dalam Kota Lubuklinggau, Sumsel, putus sekolah dan tidak mengenyam pendidikan akibat keluarganya kurang mampu.
Jumlah anak putus sekolah didapat dari hasil pendataan satuan tugas (satgas) pendidikan yang disebar pada delapan kecamatan di wilayah itu, kata Kepala Dinas Pendidikan Kota Lubuklinggau H Abdullah Matjik di Lubuklinggau, Sabtu.
Ia mengatakan hasil tersebut berdasarkan hasil pendataan di tujuh kecamatan. Sementara satu kecamatan lagi belum melaporkan hasilnya.
Bila semua kecamatan sudah terdata anak putus sekolah, maka akan dipalorkan ke Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Lubuklinggau untuk kemudian ditindak lanjuti bersama wali kota untuk mencarikan solusi pendidikan anak tersebut.
Ribuan anak itu mereka berasal dari keluarga ekonomi tak mampu, sehingga untuk bersekolah atau meneruskan pada tingkat pendidikan tidak memiliki biaya.
Mereka rata-rata putus sekolah sejak satu-dua tahun lalu, sehingga masih berpeluang untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya.
Berdasarkan hasil pendataan itu, kecamatan yang tertinggi angka putus sekolahnya adalah kecamatan Lubuklinggau Selatan, selebihnya hampir merata.
Tindak lanjutnya, para satgas akan menanyakan kepada orang tua dan anak tersebut apa masih berminat untuk bersekolah karena pemerintah kota Lubuklinggau akan mencarikan jalan keluar masalah biaya sekolahnya, ujarnya.
Wali Kota Lubuklinggau SN Prana Putra Sohe bertekad seluruh anak putus sekolah di wilayah itu akan dibiayai pemerintah daerah hingga perguruan tinggi.
"Kami akan membangun sumber daya manusia dari bawah, sedangkan biayanya akan dianggarkan melalui APBD, sehingga anak-anak itu bisa sekolah gratis," ujarnya.
Pewarta: Zulkifli Lubis
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2013