Jakarta (ANTARA) - Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono meminta Ikatan Sarjana Perikanan (Ispikani) yang merupakan organisasi profesi para sarjana perikanan dapat terus berkembang dan memberikan sumbangsih aksi dan pemikiran untuk kemajuan sektor kelautan dan perikanan.
"Ispikani agar terus bersinergi dan berkolaborasi dengan pemerintah untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat kelautan dan perikanan," ujar menteri dalam keterangannya di Jakarta, Senin.
Hal itu dikatakannya menanggapi pengukuhan pengurus Dewan Pimpinan Pusat Ispikani 2023-2027 dan sekaligus Rapat Kerja Nasional 2023 pada 16 Desember lalu.
Pada kesempatan itu Menteri Kelautan dan Perikanan menyampaikan potensi laut Indonesia yang berperan dalam penyediaan kebutuhan protein dunia yang mana perdagangan produk perikanan dunia diperkirakan mencapai 310,7 miliar dolar AS pada 2021 dan diperkirakan mencapai 730,28 miliar dolar AS pada 2030.
Dikatakannya, kebijakan ekonomi biru yang diusung pemerintah mengedepankan terwujudnya keseimbangan antara aspek ekologi dan ekonomi secara seimbang dan berkelanjutan.
Oleh karena itu, lanjutnya, para sarjana perikanan diharapkan terus berkembang dan memberikan memberikan peran nyata serta pemikiran untuk kemajuan sektor kelautan dan perikanan.
Sementara itu Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Ispikani Agus Suherman mengajak para sarjana perikanan untuk bekerja bersama, berkomitmen menjalankan organisasi secara konsisten dan tanggung jawab.
Menurut dia, Ispikani yang berdiri 12 Mei 1984, saat ini telah memiliki 24 dewan pimpinan daerah di seluruh Indonesia dan ke depan akan dibentuk di 38 provinsi dan seluruh kabupaten/kota di Indonesia.
Agus yang juga Plt Dirjen Perikanan Tangkap KKP itu menyatakan tantangan global ke depan, sebagaimana yang diprediksikan oleh Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) bahwa kebutuhan konsumsi ikan di tahun 2030 akan mencapai lebih dari 40 juta ton dengan tingkat kenaikan mencapai 30 persen.
"Apakah dunia mampu merespon, dengan menyediakan kebutuhan ikan yang terjangkau bagi penduduk bumi di 20 atau bahkan 50 tahun mendatang. Bagaimana dampak industrialisasi perikanan terhadap lingkungan hidup dan kemiskinan di masa depan?",ujarnya.
Sebagaimana tujuan Sustainable Development Goals (SDGs) bahwa keberlanjutan adalah kunci, lanjutnya, maka keberlanjutan tidak hanya fokus terhadap efisiensi dan ekosistem namun juga dampaknya terhadap lingkungan secara luas termasuk masalah sosial seperti kemiskinan.
Oleh karena itu, tambahnya, para sarjana perikanan yang tersebar di seluruh Indonesia, perlu diwadahi dalam organisasi profesional, sehingga komitmen, kiprah dan perannya bisa terorganisir dengan baik.
Baca juga: Indonesia gandeng OceanX tingkatkan potensi kelautan RI
Baca juga: Mengoptimalkan potensi laut Indonesia lewat ekonomi biru
Pewarta: Subagyo
Editor: Nurul Aulia Badar
Copyright © ANTARA 2023