Jakarta (ANTARA News) - Kesuksesan film klasik karya Teguh Karya "Badai Pasti Berlalu" menarik perhatian tiga produser muda dari Astral Pictures yang berencana untuk memproduksi ulang film tahun 1977 itu.
"Film ini bukan hanya sekedar `remake` dari karya Teguh Karya tapi juga merupakan sebuah `tribute`," kata salah seorang produser itu, Dian Mediana, di Jakarta, Rabu.
Film yang akan mulai syuting bulan Agustus tersebut akan ditangani oleh sutradara "Ruang" dan "Banyu Biru" Teddy Soeriatmadja dan didukung oleh bintang-bintang muda berbakat antara lain Winky Wiryawan, Vino G. Bastian dan pendatang baru Raihaanun Nabilla. Nama terakhir ini akan memerankan Siska yang dulunya dipercayakan pada Christine Hakim.
Aktor senior Slamet Rahardjo Djarot yang membintangi film aslinya juga akan tampil dalam film yang rencananya akan diedarkan pada bulan Februari 2007 tersebut.
"(Tapi) jangan dibandingkan dengan film yang terdahulu. Sangat sulit untuk membandingkan karena zaman sekarang berbeda, settingnya beda, gaya bicaranya pun beda," katanya.
Selain film, album soundtracknya yang laku keras juga akan diproduksi ulang oleh Sony BMG dengan aransemen oleh Andi Riyanto dan akan diluncurkan bersamaan dengan peluncuran filmnya.
"Tidak bisa dipungkiri bahwa soundtrack `Badai Pasti Berlalu` karya Eros Djarot adalah sebuah maha karya yang patut kita banggakan. Dan setelah 30 tahun berlalu karya tersebut masih menjadi pembicaraan banyak orang. Karena itu Sony BMG tidak memiliki keraguan dan merasa terhormat telah dipercaya untuk membuat soundtrack ini dengan cita rasa masa kini," demikian Managing Director Sony BMG, Toto Widjojo.
Untuk promosi album soundtrack tersebut, sebuah konser juga akan digelar bersamaan dengan diputarnya film tersebut kelak.
Hal tersebut tentunya untuk mengulang kesuksesan film yang meraih empat piala Citra tersebut. Di Festival Film Indonesia (FFI) 1978 yang berlangsung di Ujung Pandang (kini Makassar), "Badai Pasti Berlalu" dinobatkan sebagai film terlaris periode 1978-1979.
Diangkat dari cerita bersambung (cerbung) karya Marga T. yang dimuat di Harian Kompas mulai 5 Juni 1972, "Badai Pasti Berlalu" bercerita tentang kisah cinta Siska dan Leo.
Dunia Siska adalah dunia yang selalu mendung dan gerimis, di mana cinta lebih menyakitkan daripada luka.
Suatu saat, seorang seniman teman kakaknya bernama Leo muncul dan ingin menyembuhkan luka Siska, meskipun satu luka besar tampaknya tak bisa diterima Leo.
Luka besar itu hanya dapat diterima oleh Helmy, seorang pria yang mencintai Siska apa adanya, namun belakangan ternyata hanya kepalsuan, karena Helmy merupakan bagian dari permainan yang diciptakan ayah Siska.
Bagi Siska, hidupnya kini bagaikan dunia di mana badai tak pernah berlalu. Namun, ketika semuanya terlihat hampir terlambat bagi Siska, ayahnya menghentikan permainannya dan mengizinkan Siska untuk kembali ke Leo.
Dari cerbung, "Badai Pasti Berlalu" kemudian beralih rupa menjadi novel dua tahun kemudian, yaitu pada Maret 1974.
Pertama diterbitkan, novel tersebut langsung menarik perhatian dan laris terjual hingga 24 ribu copy.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006