... kapal PT Pelni sebanyak 14 unit akan beroperasi, tidak ada yang di-dok... "Makassar (ANTARA News) - General Manager PT Pelni Cabang Makassar, Robert I Mandagie, menjamin tidak ada kapal PT Pelni yang naik ke dok pemeliharaan jelang lebaran.
"Semua kapal PT Pelni sebanyak 14 unit akan beroperasi, tidak ada yang di-dok," kata Mandagie, di Makassar, Jumat. PT Pelni memiliki kapal-kapal penumpang yang diimpor utuh dari galangan kapal di Hamburg, Jerman, mulai dasawarsa '80-an.
Berbeda dengan angkutan udara yang lebih "dimanja" dan diutamakan, angkutan laut tidak demikian nasibnya. Kualitas dan kuantitas pelabuhan penghubung dan samudera masih seadanya sehingga banyak masyarakat tidak mau naik kapal laut untuk bepergian.
Belum lagi kualitas kapal-kapal dan standar keselamatan dan pelayanan, yang juga demikian. Padahal, potensi pelayaran nasional diakui sungguh besar, terbesar di Asia Tenggara.
Menurut dia, perbaikan dan perawatan kapal-kapal penumpang sudah dilakukan jauh-jauh hari sebelumnya, sehingga pada H-15 hingga H+15, tidak ada lagi kapal yang di-dok.
Mengenai kemungkinan embarkasi dari kapal penumpang yang tidak sesuai jadwal atau terlambat, dia mengatakan, dari segi teknis diusahakan tidak akan terjadi.
"Namun jika itu terkait dengan faktor alam, misalnya cuaca buruk, itu tentu di luar kemampuan kami," katanya.
Dia mengatakan, batas toleransi keterlambatan kapal laut adalah 12 jam dari jadwal yang telah ditentukan. Sehingga jika melampui batas toleransi tersebut, tentu penumpang akan mendapatkan dispensasi.
"Salah satu bentuknya dengan pengembalian uang tiket 100 persen, namun mekanismenya itu melalui PT Pelni, bukan di travel tempat pembelian tiket," katanya.
Mengenai puncak arus mudik melalui Pelabuhan Makassar, Robert mengatakan, diprediksi pada H-4 hari raya Idul Fitri 1434 Hijriah.
Pada H-4 ada beberapa kapal yang masuk dan keluar dari Pelabuhan Makassar dan umumnya tujuan Bima, NTB.
"Jumlah penumpang ke Bima berkisar 700 orang dalam kondisi normal, namun pada H-4 diperkirakan sebanyak 1.500-2.000 pemakai jasa," katanya.
Menurut dia, perbaikan dan perawatan kapal-kapal penumpang sudah dilakukan jauh-jauh hari sebelumnya, sehingga pada H-15 hingga H+15, tidak ada lagi kapal yang di-dok.
Mengenai kemungkinan embarkasi dari kapal penumpang yang tidak sesuai jadwal atau terlambat, dia mengatakan, dari segi teknis diusahakan tidak akan terjadi.
"Namun jika itu terkait dengan faktor alam, misalnya cuaca buruk, itu tentu di luar kemampuan kami," katanya.
Dia mengatakan, batas toleransi keterlambatan kapal laut adalah 12 jam dari jadwal yang telah ditentukan. Sehingga jika melampui batas toleransi tersebut, tentu penumpang akan mendapatkan dispensasi.
"Salah satu bentuknya dengan pengembalian uang tiket 100 persen, namun mekanismenya itu melalui PT Pelni, bukan di travel tempat pembelian tiket," katanya.
Mengenai puncak arus mudik melalui Pelabuhan Makassar, Robert mengatakan, diprediksi pada H-4 hari raya Idul Fitri 1434 Hijriah.
Pada H-4 ada beberapa kapal yang masuk dan keluar dari Pelabuhan Makassar dan umumnya tujuan Bima, NTB.
"Jumlah penumpang ke Bima berkisar 700 orang dalam kondisi normal, namun pada H-4 diperkirakan sebanyak 1.500-2.000 pemakai jasa," katanya.
Pewarta: Suriani Mappong
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2013