Jakarta (ANTARA) - Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri dijadwalkan akan bertemu Paus Fransiskus di Istana Apostolik, Vatikan pada Senin (18/12) dalam kapasitasnya sebagai anggota dewan juri Zayed Award for Human Fraternity 2024.
“Oh iya, memang kami (para juri Zayed Award) bertemu (Paus Fransiskus) karena beliau juga nantinya terakhir (memutuskan) yang ikut juga dan diskusi setelah (menentukan nominasi),” kata Megawati, seperti disampaikan dalam keterangan pers yang diterima di Jakarta, Minggu (17/12)
Megawati mengatakan bahwa saat ini dewan juri telah melakukan seleksi dan telah masuk ke tahap nominasi sebanyak 30 orang dari seluruh dunia.
Setelah itu dewan juri akan membahas kembali ke-30 nominasi untuk kemudian disampaikan kepada Paus Fransiskus dan didiskusikan apakah dapat lolos ke tahap berikutnya.
“Nah, itu nanti mengerucut hingga akhirnya dengan bapak Paus, yang juga ikut mendiskusikan untuk mendapatkan siapa saja yang menjadi nominasi,” jelas Megawati.
Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) ini menyampaikan, jika pertemuan dewan juri Zayed Award di Roma, Italia ini merupakan puncak pembahasan nama-nama yang akan diumumkan pada Februari 2024 mendatang.
“Jadi di sini itu (rapat dewan juri) selesai. Karena kalau untuk intinya itu di Abu Dhabi nanti,” ujar Megawati.
Penyerahan Zayed Award akan diselenggarakan pada 4 Februari 2024 bertepatan dengan Hari Persaudaraan Manusia Internasional yang diakui PBB.
Setelah bertemu dengan Paus Fransiskus, Megawati juga dijadwalkan melakukan sesi wawancara dengan Radio Vatikan pada hari yang sama.
Menurut agenda, pada Minggu, Megawati dan komite juri akan melakukan rapat pertama dan kedua yang akan membahas 5 besar calon pemenang Zayed Award versi masing-masing juri.
Selain Megawati yang menjadi anggota dewan juri independen dan internasional, ada lima tokoh internasional lain yang bergabung dalam dewan.
Mereka adalah Prefek Emeritus Tahta Suci Dikasteri Gereja Oriental Kardinal Leonardo Sandri, Sekjen Konferensi PBB mengenai Perdagangan dan Pembangunan (UNCTAD) Rebeca Grynspan Mayufis.
Selanjutnya ada Ketua Komisi Amerika Serikat untuk Kebebasan Beragama Internasional Rabbi Abraham Cooper, mantan direktur jenderal UNESCO dan mantan menteri Bulgaria Irina Bokova, serta Sekjen Zayed Award, Mohamed Abdelsalam.
Para anggota dewan juri Zayed Award dipilih karena komitmen merea terhadap pelayanan sosial di seluruh penjuru dunia dan dalam upaya hidup berdampingan dengan damai.
Zayed Award pertama kali dilaksanakan pada 2019 setelah penandatanganan dokumen persaudaraan manusia yang bersejarah oleh Paus Fransiskus dan Imam Besar Al-Azhar Ahmed Al-Tayeb di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab untuk mengapresiasi individu dan entitas yang berkontribusi besar terhadap peradaban manusia dan hidup berdampingan secara damai.
Pemenang Zayed Award akan mendapatkan hadiah senilai 1 juta dolar AS (sekitar Rp 15,5 miliar).
Baca juga: Megawati tiba di Roma untuk penjurian Zayed Award 2024
Pewarta: Yoanita Hastryka Djohan
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
Copyright © ANTARA 2023