New York (ANTARA News) - Harga minyak dunia naik pada Kamis (Jumat pagi WIB) didorong sentimen positif dalam komoditas dan melemahnya dolar AS, sekalipun produksi minyak AS meningkat mencapai tertinggi sejak 1983.
Kontrak berjangka minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman September naik 10 sen menjadi ditutup pada 105,49 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.
Patokan Eropa, minyak mentah Brent North Sea untuk penyerahan September naik 46 sen menjadi menetap di 107,65 dolar AS per barel di Intercontinental Exchange di London.
Pasar minyak masih dalam suasana "bullish", analis mengatakan, sebagian karena rentetan penarikan terbaru stok minyak AS. Beberapa pengamat pasar juga melihat berlanjutnya kerusuhan di Mesir sebagai pemicu kenaikan harga komoditas tersebut.
"Pasar minyak mentah terus menunjukkan ketahanan yang luar biasa," kata Kyle Cooper, managing partner di IAF Advisors di Houston, Texas.
Cooper mengatakan beberapa data ekonomi baru-baru ini telah melemah, seperti indeks pembelian manajer awal aktivitas manufaktur China dari HSBC yang mencapai titik terendah 11-bulan.
Investor "mengikuti pada apa pun yang bullish di luar sana," kata Cooper.
Harga minyak juga menguat karena pelemahan dolar AS baru-baru ini. Karena minyak diperdagangkan dalam dolar, komoditas menjadi lebih terjangkau untuk pembeli yang menggunakan mata uang lebih kuat.
Kenaikan pada Kamis terjadi meskipun laporan terbaru AS menunjukkan peningkatan yang besar dalam produksi minyak AS. Produksi minyak mencapai 7,555 juta barel per hari pada minggu hingga 19 Juli, tingkat tertinggi sejak 1983, menurut Badan Informasi Energi AS, demikian AFP.
(A026)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013