Sanaa (ANTARA News) - Orang-orang suku meledakkan pipa minyak Yaman, Kamis, yang membuat pengaliran ekspornya terhenti, kata sejumlah pejabat keamanan dan perminyakan.

"Serangan itu menghentikan pengaliran minyak ekspor, namun kami telah mengirim tim teknis untuk membenahi kerusakan dan berharap perbaikan selesai besok," kata seorang pejabat perminyakan.

Negara Semenanjung Arab itu, yang bergantung pada ekspor minyak mentah untuk mendanai 70 persen anggaran belanjanya, dilanda serangan-serangan bom pada pipa minyak utamanya di provinsi wilayah tengah, Maarib, sejak pemberontakan anti-pemerintah meletus pada 2011.

Orang-orang suku dari Maarib berulang kali menyerang pipa minyak untuk menekan pemerintah pusat di Sanaa agar memenuhi tuntutan mereka seperti pekerjaan, sengketa tanah atau pembebasan rekan-rekan mereka yang ditahan.

Serangan terakhir pada pipa minyak itu terjadi pada 30 Juni, namun kerusakan segera diperbaiki dan minyak mentah mengalir lagi pada 3 Juli.

Pipa saluran yang mengarah ke Laut Merah itu memompa sekitar 125.000 barel minyak per hari sebelum diserang pada 24 Mei.

Pada 13 Juni, seorang prajurit Yaman tewas dalam bentrokan dengan orang-orang suku yang menyerang pipa saluran itu dan menghentikan aliran minyak mentah.

Pipa saluran sepanjang 320 kilometer itu menghubungkan ladang-ladang minyak Safer dengan pelabuhan Hodeida di kawasan Laut Merah, kata beberapa sumber suku kepada AFP.

Pada Desember, militer meluncurkan ofensif terhadap orang-orang suku yang dituduh mendalangi serangan-serangan itu, menyulut bentrokan yang menewaskan 17 orang.

Serangan-serangan pada pipa minyak juga dituduhkan pada gerilyawan Al Qaida dan semakin sering terjadi setelah pemberontakan 2011 yang menggulingkan pemerintah.

Militan Al Qaida memperkuat keberadaan mereka di wilayah selatan, dengan memanfaatkan melemahnya pemerintah pusat akibat pemberontakan anti-pemerintah yang meletus pada Januari 2011, demikian Reuters.
(M014)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013