Kedua negara selalu menjunjung tinggi prinsip non aliansi, non konfrontasi, dan tidak menargetkan pihak ketiga mana pun

Beijing (ANTARA) - Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Mao Ning mengatakan China sepakat dengan Presiden Rusia Vladimir Putin yang menyebutkan hubungan erat kedua negara tidak menargetkan siapa pun.

"China-Rusia mempertahankan pertumbuhan hubungan yang baik dan stabil. Kedua negara selalu menjunjung tinggi prinsip non aliansi, non konfrontasi, dan tidak menargetkan pihak ketiga mana pun," kata Mao kepada media di Beijing, China, pada Jumat.

Sebelumnya dalam konferensi pers tahunan ke-18 bersamaan dengan sesi tanya jawab "Direct Line" di Moskow, Putin mengatakan kerja sama antara Rusia dan China mencapai tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Putin juga menyebut Rusia dan China memiliki kerja sama bidang ekonomi dan militer tapi tidak akan membentuk aliansi atau menargetkan negara lain.

"Kedua negara ingin mempererat hubungan dan kerja sama bilateral pada berbagai bidang, atas dasar saling menghormati, kesetaraan, dan saling menguntungkan, sehingga membawa manfaat nyata bagi masyarakat kedua negara dan memainkan peran positif dalam memajukan pembangunan global," tambah Mao.

Putin juga menyebutkan bahwa ia melihat upaya negara-negara Barat dalam mengalihkan aktivitas NATO ke negara-negara Asia yang melampaui tujuan awal NATO.

Baca juga: China berharap KTT ASEAN-Jepang ciptakan stabilitas di kawasan

Atas pernyataan Presiden Putin tersebut, China, menurut Mao, menganggap tindakan NATO itu tidak konsisten.

"Upaya NATO melakukan terobosan ke arah timur yaitu ke Asia-Pasifik tidak konsisten dengan mandatnya sebagai organisasi pertahanan regional dan hanya akan membawa konfrontasi kawasan ke Asia dan menyabotase perdamaian dan stabilitas kawasan," kata Mao.

Hubungan China-Rusia, menurut Mao Ning, melampaui model aliansi militer dan politik pada era Perang Dingin seperti NATO, dan secara fundamental berbeda dari kelompok eksklusif dan konfrontasi blok yang dipraktikkan oleh NATO.

Putin juga memuji relasi Rusia dan China telah terdiversifikasi dalam bidang infrastruktur dan sektor teknologi tinggi. Dia menyebut tingkat interaksi antara kedua negara "sangat tinggi".

Volume perdagangan Rusia dengan China pada 2023 diperkirakan tumbuh 30 persen menjadi 220-230 miliar dolar AS.

Putin mencatat kunjungan Presiden Xi Jinping ke Moskow pada Maret 2023 berperan penting dalam meningkatkan hubungan bilateral, dan kedua kepala negara sepakat mengembangkan lebih jauh kerja sama praktis.

Baca juga: Putin sebut hubungan China-Rusia jadi kunci bagi stabilitas global

Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2023