"Selama ini IKM gula kelapa mengalami hambatan ekspor, karena dapur tempat pengolahannya kurang higienis, masih berlantai tanah," kata Dirjen IKM Kemenperin Euis Saedah, di Jakarta, Kamis.
Oleh karena itu, kata dia, mengetahui ada program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) dari produsen keramik yaitu PT Arwana berupa bedah rumah, pihaknya menawarkan kerja sama untuk membantu perbaikan dapur IKM penderes gula.
"Jadi akhir bulan ini akan diberikan bantuan ubin keramik kepada 3.000 IKM gula kelapa di Kabupaten Banjarnegara, Purbalingga, Banyumas, Cilacap, dan Kebumen," kata Euis.
Rata-rata dapur pengolahan gula kelapa milik kalangan IKM di wlayah itu sekitar 3x3 sampai 3x4 meter persegi. Pada tahap awal, akan diberikan bantuan ubin keramik seluas 12 ribu meter persegi atau senilai Rp500 juta dan dan tahap kedua dengan nilai yang sama.
"Bila ini efektif dan berhasil, akan dilakukan program serupa tahun depan," kata Euis.
Untuk pembangunan dapur yang bersih, IKM gula akan mendapat bantuan pinjaman dari Bank Rakyat Indonesia (BRI). "Selama ini mereka tidak mampu memperbaiki dapur pengolahan gula, karena penghasilannya kecil, sekitar R800 ribu/bulan," ujarnya.
Untuk memberi nilai tambah pada produk gula kelapa, Euis juga merencanakan memberikan pelatihan kepada IKM tersebut agar bisa memproduksi "gula semut" atau gula merah yang bentuknya lebih kecil dan berkualitas, agar bisa dipasarkan di hotel dan pasar swalayan besar.
Selain itu, pihaknya juga bekerja sama dengan Ditjen Perkebunan untuk memberikan satu juta bibit pohon kelapa yang tingginya hanya 1,5 meter, sehingga memudahkan IKM memanen kelapa untuk bahan baku gula mereka.
Pewarta: Risbiani Fardaniah
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2013