Kalau tidak dibuka pendaftaran berarti tidak bisa mendaftar, kalau melalui undangan, apakah saya diundang atau tidak, saya masih mempelajari mekanisme dan prosedur konvensinya,"
Surakarta (ANTARA News) - Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Moh Jumhur Hidayat masih mempelajari keikutsertaannya dalam konvensi calon presiden yang digelar Partai Demokrat meskipun telah mendapat dukungan dari berbagai daerah.
"Kalau tidak dibuka pendaftaran berarti tidak bisa mendaftar, kalau melalui undangan, apakah saya diundang atau tidak, saya masih mempelajari mekanisme dan prosedur konvensinya," kata Jumhur menjawab wartawan di Surakarta, Rabu, tentang keikutsertaannya dalam konvensi calon presiden.
Jumhur menegaskan bahwa dia bersikap realistis meskipun deklarasi dukungan kepada dia untuk mengikuti konvensi calon Presiden Partai Demokrat dari kalangan buruh, pekerja dan keluarga TKI dari berbagai daerah seperti di Bandung, Jakarta, Pekanbaru, Indramayu, Medan, Mataram, dan Yogyakarta telah disampaikan ke publik dan pengurus Partai Demokrat,
"Besok saya dengar akan ada di Malang dan berbagai daerah lain," katanya.
Ketika ditanyakan apakah dia optimistis diundang oleh Partai Demokrat, Jumhur balik bertanya kepada wartawan, "Menurut Anda akan diundang tidak?"
Ia menilai pola perekrutan kepemimpinan nasional melalui konvensi yang terbuka sangat baik bagi pendidikan politik rakyat dan pengembangan demokrasi di negeri ini.
"Saat ini yang terbuka dengan konvensi baru Partai Demokrat, jadi rekan-rekan buruh di mana saya berinteraksi puluhan tahun bersama mereka mengarahkan untuk ke Demokrat," katanya.
Jumhur menegaskan keputusan mengikuti konvensi bukan merupakan keputusan pribadi.
"Saya akan mengumpulkan rekan-rekan yang telah mendukung saya itu untuk memastikan modal sosial terutama pada jaringam rakyat untuk mendukungnya. Kalau tidak kuat dan tidak memungkin, ya, tidak akan diteruskan," katanya.
Jumhur mengakui memiliki keterbatasan terutama bila harus beriklan di berbagai media massa dan tempat-tempat publik sebagaimana telah dilakukan para bakal calon lain.
"Saya tidak punya uang, saya lebih mengandalkan pada jaringan, misalnya, bagaimana bisik-bisik rakyat di gorong-gorong, di kalangan nelayan, petani, dan sebagainya. Kalau jaringannya kuat maka bisa memungkinkan," katanya.
Ia juga mengaku tidak berambisi menjadi calon presiden karena yang lebih penting adalah rakyat bisa ikut serta dalam "simponi" kepemimpinan nasional.
(B009/Z002)
Pewarta: Budi Setiawanto
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013