Saat ini Indonesia membutuhkan orang yang mampu mewakafkan hidupnya untuk kepentingan kesejahteraan rakyat."
Jakarta (ANTARA News) - J Kristiadi, peneliti senior dari Center for Strategic and International Studies (CSIS), mengatakan publik kini membutuhkan pemimpin negara yang rela "mewakafkan" dirinya untuk rakyat bukan untuk suatu individu atau golongan.
"Saat ini Indonesia membutuhkan orang yang mampu mewakafkan hidupnya untuk kepentingan kesejahteraan rakyat. Terlebih saat ini mendekati pelaksanaan Pemilu 2014 sebagai masa perputaran atau pergantian para pemimpin negeri," kata dia saat menjadi pembicara dalam diskusi yang diadakan Komunitas Indonesia Menang di kawasan Menteng, Jakarta, Rabu.
Dia mengatakan pemimpin yang rela mewakafkan diri itu adalah mereka yang bekerja tanpa menghitung untung untuk kelompok atau partainya.
"Mereka bukanlah orang yang begitu terpilih langsung mengalihkan sumber-sumber kesejahteraan rakyat kepada komunitasnya saja. Pemimpin itu harus berdiri di atas semua kelompok dan golongan," kata dia.
Menurutnya, para pemimpin itu harus dapat menjamin pajak dan uang publik tidak "disantap" para kroninya.
Dia menyadari persoalan itu sebagai tantangan bagi setiap warga negara.
"Mestinya inisiatif pemimpin yang mau mewakafkan diri itu dimulai dari partai. Partai harus berfikir untuk Indonesia dan bukan kelompok mereka sendiri," kata dia.
Dia mengharapkan partai politik bisa memunculkan kader yang cocok untuk kebutuhan Indonesia. Bukan mengusung orang yang justru akan berkontribusi pada kelamnya negeri di masa mendatang.
"Momentum Pemilu 2014 adalah momen penting menuju visi Indonesia menang. Semua kelompok harus berkontribusi mencarikan presiden untuk Indonesia. Presidennya seluruh masyarakat bukan presiden dari suatu partai," katanya.
Pria yang akrab disapa Kris itu mengatakan saat ini partai cenderung bersifat oligarki yang dikuasai oleh orang tertentu saja terutama berorientasi pada transaksional.
(A061/Z003)
Pewarta: Anom Prihantoro
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2013