Poso, Sulteng (ANTARA News) - Sebanyak 20 anggota Brimob Polda Sulawesi Tengah (Sulteng) akan dipecat dari satuannya karena terlibat Penyerangan Markas Polres Poso di Jl Sumatera, Kelurahan Gebangrejo, pada Jumat pekan lalu (21/7). "Anggota satuan Brimob Kompi B/Poso yang terlibat penyerangan Mapolres Poso akan dipecat dengan tidak hormat. Tindakan mereka sangat memalukan dan mencoreng nama baik institusi kepolisian," kata Kapolda Sulteng, Brigjen Pol Drs Oegroseno, kepada wartawan di Poso, Rabu. Menurut dia, penyerangan Mapolres Poso oleh 20 anggota Satuan Brimob hanya karena terjadi kesalahfahaman dengan beberapa anggota Satuan Perintis Polres Poso, tidak dapat ditolerir karena para oknum polisi itu yang seharusnya berperilaku sebagai abdi negara dan pelayan masyarakat justru telah memperlihatkan contoh yang tidak bagus dan meresahkan masyarakat. Selain itu, perbuatan penyerangan itu sangat memalukan dan mencoreng nama baik intitusi kepolisian, sehingga bentuk sanksi yang setimpal untuk diberikan yaitu hanya dengan pemecatan. "Tidak ada sanksi yang setimpal selain pemecatan," katanya menegaskan. Ihwal penyerangan anggota Satuan Brimob ke Mapolres Poso berawal dari persoalan sepele, yaitu saat berlangsung festival musik di Gelanggang Olah Raga POSO yang digelar oleh Mahasiswa Universitas Sintuwu Maroso Poso, Jumat pekan lalu. Sejumlah anggota Brimob berpakaian premen bersitegang dengan panitia pelaksana karena mereka memaksa masuk arena kegiatan tanpa menunjukkan karcis tanda masuk. Beberapa anggota Satuan Perintis yang bertugas mengamankan jalannya kegiatan itu berusaha melerai ketegangan mahasiswa dengan anggota Brimob yang sudah menjurus ke benturan fisik. Para anggota Brimob tidak menerima tindakan anggota Perintis tersebut, sehingga kemudian terjadi perkelahian di antara sesama mereka. Pada malam harinya puluhan anggota Brimob mendatangi Mapolres Poso, bahkan beberapa di antara mereka melempari pos penjagaan dan melepaskan letusan senjata api ke udara. Para anggota Mapolres Poso yang tengah melakukan tugas jaga di kantornya terpaksa berusaha berlindung dan membalas dengan tembakan ke udara untuk memberikan peringatan. Tidak terjadi saling tembak dalam insiden itu. Sesaat setelah kejadian, Kapolres Poso AKBP Drs Rudi Sufahriadi yang tiba di TKP segera mengakomodasi kekuatan, seraya menginstruksikan kepada semua polisi yang tengah melakukan tugas jaga untuk menembaki siapa pun yang melakukan penyerangan terhadap Mapolres Poso.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006